Kamis, 16 Oktober 2014

contoh laporan kunjungan industri | pabrik tahu



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Kunjungan Industri
Home industri adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil yang memiliki pegawai tidak lebih dari 15 orang. Pada kunjungan industri kali ini kita mengambil pabrik tahu sebagai tempat penelitian. Seperti yang kita ketahui, suatu perusahaan maupun home industri harus memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawainya. Karena belakangan ini sangat marak sekali pabrik-pabrik, apalagi pabrik makanan banyak melanggar kode etik perusahaan. Mereka menggunakan zat-zat kimia berbahaya dan juga mereka banyak yang tidak menghiraukan keselamatan pekerjanya.
Selain hal itu, banyak sekali perusahaan yang kurang peduli terhadap kebersihan, kebersihan dalam hal produksi maupun di tempat kerjanya sendiri. Sehingga kemungkinan pekerja terkena penyakit akibat kerja semakin besar.
Selain perusahaan harus memperatikan kenyamanan di tempat kerja, perusahaan juga harus dapat menangani kemungkinan-kemungkinan akibat produksi di lingkungan kerja. Seperti contohnya masalah kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin industri, limbah hasil produksi, faktor psikologi, biologi dan fisik yang akan dirasakan oleh masyarakat di lingkungan sekitar industri.
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang dunia kerja. Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambar kepada mahasiswa tentang industri, mengidentifikasi hazard, dan melihat secara langsung tentang materi-materi yang telah diajarkan secara teori. Mahasiswa harus membandingkan proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang di peroleh selama kunjungan industri tentang perusahaan yang bersangkutan.
Diharapkan, setelah melakukan pengamatan langsung pada industri ini mahasiswa lebih matang dan paham dengan materi yang diberikan. Dapat dikatakan bahwa kunjungan industri ini sebagai ajang pelatihan bagi mahasiswa sebelum nantinya terjun ke dunia kerja secara langsung. Sehingga mahasiswa nantinya dapat menerapkannya secara langsung, tidak ragu dan canggung dalam dunia kerja.

1.2       Rumusan Masalah
            1. bagaimana mahasiswa dapat memperluas pengeatahuan dalam lingkungan kerja?
            2. bagaimana kegiatan ini mampu mendorong mahasiswa agar mmempunyai minat menciptakan home industri yang sesuai dengan standart keselamatan dan kesehatan kerja?
            3. bagaimana mahasiswa mampu mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri tersebut?
4. bagaimana cara mengatasi sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja tersebut ?

1.3       Tujuan Kunjungan Industri
1. Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja.
2. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat menciptakan home industri yang sesuai dengan standart keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Dapat mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri tersebut, kemudian   memecahkan masalah yang ada.
4. Cara mengatasi sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja tersebut.

        1.4       Manfaat Kunjungan Industri
Kunjungan industri diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menerapkan teori-teori yang selama ini di dapat dari perkuliahan.

1.5       Lokasi Kunjungan Industri
Lokasi kunjungan industri berada di Pabrik Tahu “Maulicko Tunggal” Sambeng, Lamongan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Profil Perusahaan
Pabrik Tahu “Maulicko Tunggal” di bangun tahun 1997 dan terletak di daerah Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur  memiliki kesempatan  tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan Industri dan dikelola secara baik dan inovatif untuk menghadapi persaingan bebas diera globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati .
Pabrik tahu “Maulicko Tunggal” ini sudah memiliki surat ijin usaha sejak 2006. Produk yang dihasilkan adalah tahu mentah dan tahu matang. Pada pabrik ini pekerja dibagi menjadi 3 bagia. Bagian pertama pada pembuatan tahu mentah sebanyak 7 orang. Bagian kedua pada bagian pembakaran. Pada bagian ini pekerjabertugas untuk mencari bahan bakar, jumlah pekerja sebanyak 3 orang. Bagian ketiga adalah bagian penggorengan tahu, pada bagian ini jumlah pekerja sebanyak 3 orang.
Pendapatan bersih perusahaan + Rp. 3. 000. 000 ,- / hari. Pada pekerja produksi tahu mentah penghasilannya sebanyak Rp 2. 100. 000,- / bulan, pada pekerja pembakaran penghasilannya Rp. 1. 700. 000,- / bulan, dan pada pekerja penggorengan penghasilannya Rp. 600. 000,- / bulan. Pada perusahaan ini tidak bersistem mengikuti UMR, namun bersistem borongan

2.2 Alat yang Digunakan pada perusahaan
a. Mesin penggiling kedelai (PMJ 45)
                 Fungsi dari mesin penggiling tahu ini adalah menggiling / melumat kedelai menjadi bentuk bubur kedelai.
b. Tungku pembakaran
                 fungsi dari tungku pembakaran adalah untuk menyalurkan energi panas ke semua tangki pemasakan.
c. Tangki Perebusan
                 Fungsi tangki perebusan adalah untuk merebus kedelai yang sudah di giling. Sumber panasnya didapat dari tangki pembakaran.
d. Pengayak
                 Fungsi pengayak adalah untuk memisahkan ampas kedelai dengan sari kedelai. Cara penggunaanya adalah dengan menggoyang-goyangkan sampai sari tahu jatuh ke tempat fermentasi.
e. Tempat fermentasi sari kedelai
                 Fungsi tempat fermentasi adalah untuk memfermentasikan sari kedelai dengan campuran cuka dan air untuk menjadi gumpalan tahu.
f. Tempat percetakan tahu (press)
                 Fungsi press tahu adalah untuk memadatkan tahu dan membentuk tahu menjadi kotak kotak atau yang sesuai dengan keinginan pasar
g. Drum kecil (bol tahu)
                 Fungsi drum tahu adalah untuk menjadi wadah tahu yang sudah siap di pasarkan.

2.3 Teori Hygiene Industri yang ada di Cv
2.3.1 Faktor Fisika
Faktor fisika adalah salah satu faktor yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja meliputi           :
1.    Ventilasi
Ventilasi, adalah proses pertukaran udara dengan cara pengeluaran udara terkontaminasi dari suatu ruang kerja, melalui saluran buang, dan pemasukan udara segar melalui saluran masuk.
Kegunaan Ventilasi :
a.  Menyediakan pasokan udara segar di luar secara kontinu.
b.  Mempertahankan suhu dan kelembaban di tingkat yang nyaman.
c.  Mengurangi potensi bahaya kebakaran atau ledakan.
d. Mencairkan konsentrasi kontaminan dalam udara di lingkungan tempat kerja
e. Mengontrol kontaminan meliputi menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya atau material, dan mengganti dengan bahan kimia yang kurang beracun.

2.    Kebisingan
Pengertian kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki yang sifatnya mengganngu dan menurunkan daya dengar seseorang (WHS, 1993).
Jenis Kebisingan     :
1.         Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.
2.         Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang
3.         Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll.
4.         Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara mesin tempa.

Pemantauan Kebisingan :
Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja adalah Sound Level Meter (SLM) dan untuk personal monitoring digunakan Noise Dosimeter.

3.    Getaran
Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan penjalaran ( Transmission ) dari pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyang  (osilattor).
Getaran dihasilkan oleh : Mesin-mesin diesel, mesin produksi, Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer ( pembuka jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu gunung, karang dll )

4.    Penerangan atau Cahaya
Cahaya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke angkasa dimana gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu yang nilainya dapat dibedakan dari energy cahaya lainnya dalam spectrum elektromagnetisnya (Suhadri, 2008).
Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan  Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

5.    Iklim kerja
Iklim kerja menurut definisi Permenaker No 13 tahun 2011 tentang Faktor Fisika dan Kimia adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.
Paparan terhadap kondisi iklim panas atau dingin yang berlebihan diketahui dapat menghasilkan penyakit, kecelakaan, bahkan kematian. Karena itu penting bagi ahli K3 untuk memiliki pengetahuan tentang efek iklim panas dan dingin di tempat kerja.
Kemenaker No. KEP-51/MEN/1999, mendefinisikan iklim kerja sebagai “hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. Keputusan Menteri Tenaga Kerja ini juga merinci NAB untuk Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)

2.3.2 Faktor Kimia
1.    Pengertian B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
Identifikasi limbah B3
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
1.    Berdasarkan sumber
2.    Berdasarkan karakteristik
Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:
·       Limbah B3 dari sumber spesifik;
·       Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
·       Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:
·       mudah meledak;
·       pengoksidasi;
·       sangat mudah sekali menyala;
·       sangat mudah menyala;
·       mudah menyala;
·       amat sangat beracun;
·       sangat beracun;
·       beracun;
·       berbahaya;
·       korosif;
·       bersifat iritasi;
·       berbahayabagi lingkungan;
·       karsinogenik;
·       teratogenik;
·       mutagenik.

2.      MSDS asam asetat
DESKRIPSI PRODUK
Nama Produk: Cuka
Kode Produk (s)    : 89-8110, 84-0935, 84-0975, 95-7860, 97-2901, 97-2923 84-0477, 95-8005, 84-0486, 84-0487, 84-0880, 84-0884 95-8002
Ukuran                   : 7 ml, 500 ml
Nama Kimia           : Acetic Acid
Nomor CAS           : 64-19-7
Formula                  : CH3COOH
Sinonim                  : asam etanoat
Distributor              : Carolina Perusahaan Pasokan Hayati 2700 Jalan York Burlington, NC 27215
Informasi Kimia     : 800-227-1150 (8:00-5:00 (ET) MF)
CHEMTREC (Spill Response Transportasi 24 jam)          : 800-424-9300

3. IDENTIFIKASI BAHAYA
Potensi Efek Kesehatan:
Mata: Dapat menyebabkan iritasi.
Kulit: Dapat menyebabkan iritasi.
Tertelan: Dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan.
Penghirupan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit
hubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada
selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkin
menghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang
mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,
sesekali, terik.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik
EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa
selaput, kulit, gigi. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ. Ulang atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama
paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkus.

4. TINDAKAN PERTAMA AID
Prosedur Darurat dan Pertolongan Pertama:
Mata - Siram dengan air selama minimal 15 menit, menaikkan dan menurunkan kelopak mata
sesekali. Dapatkan perawatan medis jika terjadi iritasi.
Kulit - seksama mencuci area yang terkena selama minimal 15 menit. Hapus yang terkontaminasi pakaian. Mencuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis jika terjadi iritasi.
Menelan - Jangan menginduksi muntah. Jika tertelan, jika sadar, berikan banyak air segera dan memanggil seorang dokter atau pusat kendali racun. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Menghirup - Hapus untuk udara segar. Berikan oksigen jika sulit bernapas; memberikan pernapasan buatan jika napas telah berhenti. Tetap hangat, tenang, dan mendapatkan perhatian medis.
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Hubungi:
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius Hubungi:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
perhatian.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis
perhatian segera.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika
sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. PERINGATAN: Ini mungkin
berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau
korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.
Kadar cuka yang biasanya beredar di pasaran adalah  +  25 %. Namun, jika akan dikonsumsi cuka harus diencerkan terlebih dahulu dengan air.

2.3.3 Faktor Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan  sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber  biologi  yang  berbeda  seperti  virus,  bakteri,  jamur,  protein  dari
binatang  atau  bahan-bahan  dari  tumbuhan  seperti  produk  serat  alam  yang
terdegradasi.
Bahaya  biologi  dapat  dibagi  menjadi  dua  yaitu yang  menyebabkan  infeksi dan non-infeksi.
Bahaya  dari  yang  bersifat  non  infeksi  dapat  dibagi  lagi  menjadi organisme viable racun biogenik dan alergi biogenik.
Hewan
Ø  Seraangga : sengatan
Ø  Binatang berbisa : gigitan ular
Ø  Binatang buas : Carnovora
Tumbuhan
Ø  Debu kayu : Allergi & asma
Ø  Debu kapas :allergi saluran nafas
Organisme viable dan racun biogenic.
Ø  Organisme viable  termasukdi  dalamnya jamur,  spora  dan  mycotoxins;
Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Ø  Perkembangan  produk  bakterial  dan  jamur  dipengaruhi  oleh  suhu,
kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko:
pekerja  pada  silo  bahan  pangan,  pekerja  pada  sewage  &  sludge
treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”,Legionnaire’s disease

2.3.4                  Faktor Ergonomi
1.    Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A,  1981).
2.    Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).
Faktor ergonomi merupakan kenyamanan saat bekerja dalam hal organisasi, lingkungan, psikologi, dan fisik.
     Faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan pekerja:
1.      Posisi saat bekerja
Posisi saat bekerja merupakan posisi pekerja pada saat bekerja. Contohnya seperti posisi merunduk, berdiri terlalu lama, posisi pengangkatan beban berat, dll. Posisi kerja yang salah dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja.
2.      Faktor psikologi
Faktor psikologi merupakan suatu faktor yang mempengaruhi tingkat emosional maupun kenyamanan pekerja.
3.      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan suatu faktor akibat dari aktivitas produksi. Contohnya seperti kebersihan lingkungan, saluran pembuangan limbah dan semua yang mengganggu ekosistem lingkungan.

2.3.5 Faktor-faktor Psikologis
1.    Diri Manusia yang mampu berubah 
Menurut Stephen Covey dalam buku First Thinks First menjelaskan adanya potensi kemampuan manusia sebagai prasyarat mewujudkan sebuah komitmen, artinya manusia sebagai makhluk yang dinamis sehingga mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu perubahan terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh : 
a.         Kesadaran diri
Setiap manusia yang ingin berubah harus memiliki kesadaran mengintrospeksi diri sendiri dan diarahkan pada nilai-nilai maupun kepentingan sosial.
b.         Hati nurani
Setiap manusia memiliki hati nurani, sehingga manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
c.         Kehendak bebas
Sebagai pribadi yang otonom, masing-masing manusia mempunyai kehendak bebas untuk melakukan sebuah tindakan, tapi tidak identik dengan kebebasan. Kehendak bebas lebih menunjuk pada situasi kemandirian, tidak terkekang dan dilakukan atas dasar tanggung jawab.
d.        Imajinasi kreatif
Dalam diri manusia terdapat imajinasi kreatif, dimana seseorang mampu meramalkan keadaan dimasa yang akan datang, dengan menciptakan ide-ide baru secara kreatif dan inovatif.




BAB III
PEMBAHASAN (HASIL YANG DIPEROLEH)

Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.1 Faktor Fisika
1.      Ventilasi
 
Pada home industri ini, ventilasi yang ada sudah masuk dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari gambar diatas. Home industry sudah mengantisipasi tingkat bahaya yang lebih dengan memasang ventilasi lebar. Namun demikian karena panas yang dihasilkan oleh proses produksi terlalu tinggi berupa uap, sehingga suhu dalam ruangan tersebut terasa panas, yaitu sebesar 33 0 c.

2.      Kebisingan
Kebisingan pada tempat kerja tersebut mencapai 59 dB. Salah satu sumber kebisingan adalah mesin penggiling kacang kedelai. Sejak berdiri, pabrik ini menggunakan mesin penggilingan kacang kedelai yang berbahan bakar solar. Namun, sejak tahun 2010, mereka sudah mulai menggunakan dynamo sebagai sumber penyalaan mesin penggiling kacang kedelai. Hal ini dilakukan karena mesin sebelumnya yang berbahan bakar solar sangat bising. Selain psikologis pekerja terganggu, masyarakat sekitar home industry pun ikut merasakannya.
Selain itu, pada home industry ini, para pekerja juga menyalakan tape. Hal ini dapat memperparah tingkat kebisingan. Namun demikian, hal ini justru dianggap sebagai hiburan untuk mengusir stress para pegawai.  

3.      Getaran
Pada home industri ini tidak ada getaran. Karena pemilik sudah mengantisipasinya dengan memasang alat pereda getar ( spon yang di pasang dibawah mesin penggilingan ). Sehingga getaran hanya terjadi disekitar mesin penggilingan padi. Itupun tidak langsung berhubungan langsung dengan para pekerja. Pabrik hanya menggunakan 1 mesin yang diletakkan diatas dan jauh dari aktivitas kebanyakan pekerja.

4.      Penerangan
Pada home industri ini, penerangan yang ada sudah masuk dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan pencahayaan sangat terang pada saat siang hari meskipun hanya ada satu lampu untuk membantu penerangan tempat kerja. Lampu ini diletakkan ditengah-tengah ruangan dan wattnya pun sangat kecil.

5.      Iklim kerja
Setelah kami melakukan pengamatan, hasil yang kita dapat dari sisi pekerja adalah pekerja merasakan ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini bukan dikarenakan paparan panas langsung, melainkan akibat dari hasil produksi yang membuat kelembaban atau suhu menjadi tinggi.

3.1.1        AREC
Penyakit yang mungkin terjadi :
a.       Terpeleset
b.      Tuli
c.       Kesemutan.
Kemungkinan penyebab
a.       Terpeleset dapat terjadi karena lantai tempat kerja yang licin oleh aktivitas produksi.
b.      Tuli dapat disebabkan karena kebisingan yang terjadi pada tempat kerja.
c.       Kesemutan dapat terjadi karena getaran yang bersumber dari mesin.
A àPembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi,
R à Tuli : pekerja sulit diajak bicara saat ditempat kerja, menjawab dengan suara yang keras. Getaran : pekerja mengalami kesemutan saat berhubungan langsung dengan mesin maupun saat istirahat kerja.
E à KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
Engineering control : member peredam pada mesin
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.

3.2  Faktor Kimia
     Bahan yang di gunakan antara lain :
1.    Kacang kedelai
2.    Cuka
3.    Air
Jadi pada proses produksi tahu di pabrik ini tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Karena bahan-bahan yang di gunakan adalah bahan baku yang aman untuk dikonsumsi. Home industry ini menggunakan kedelai pilihan.
                 Dalam penggunaan cuka, pekerja maupun pemilik tidak memiliki takaraan pasti untuk setiap 10 kg kedelai. Mereka mengukurnya dengan melihat hasil fermentasi. Apabila fermentasi berhasil maka penggunaan cuka cukup. Penggunaan cuka untuk 1 kali proses memasak yang menggunakan 10 kg kedelai hanya membutuhkan cuka + 0,5 liter. Kadar asam cuka yang boleh dikonsumsi adalah 20 % - 25 %.
3.1.2        AREC
Penyakit yang mungkin terjadi : iritasi pada mata, kulit, dan anggota tubuh yang lain.
Kemungkinan penyebab : Paparan dari asam cuka
A àPembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi, menjaga kebersihan tempat kerja.
R à Kulit mengalami iritasi seperti terserang kutu air
E à KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.

3.3 Faktor Biologi
     Berdasarkan teori faktor biologi meliputi tumbuhan,hewan, dan mikroorganisme. Pertama kami akan membahas tingkat kebersihan di lingkungan home industri tersebut. Kebersihan di lingkungan tempat kerja tersebut belum dikatakan memenuhi standart kebersihan. Karena untuk pembuangan limbah dalam tempat kerja tersebut masih belum tertata secara baik. Selain itu limbah hasil produksi juga dialirkan ke sungai sebelum diolah terlebih dahulu.
     Selain factor kebersihan, factor bekteri pun terdapat pada home industry ini. Namun bakteri yang ada adalah bakteri bai yang membantu proses fermentasi dari sari kedelai menjadi gumpalan tahu.
3.3.1 AREC
Penyakit yang mungkin terjadi : iritasi pada mata, kulit, dan anggota tubuh yang lain.
Kemungkinan penyebab
Paparan dari asam cuka
A àPembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi, menjaga kebersihan tempat kerja.
R à Kulit mengalami iritasi seperti terserang kutu air
E à KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.

3.4 Faktor ergonomic
1.  Kenyamanan saat bekerja ( Posisi saat bekerja )
Pada pabrik ini, pekerja dituntut untuk selalu berdiri. Meskipun mereka tidak selalu berdiri ditempat yang sama. Biasanya mereka berjalan dan bergerak leluasa. Dilihat secara factor ergonomic tentu saja ini tidak memenuhi factor ergonomic yang telah ditetapkan. Karena pada produksi ini tidak ada bagian pekerjaan duduk.
            Pada bagian pengayakan, pekerja berposisi berdiri dengan sedikit membungkuk. Selain itu dengan pekerjaan menggoyang-goyangkan alat untuk menyaring sari kedelai membuat pekerja harus ekstra hati-hati karena lantai yang licin. Ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja berupa terpeleset, dislokasi tulang,  sampai saraf terjepit, dan mengalami fraktur.
            Pada bagian fermentasi, posisi pekerja juga tidak jauh berbeda dari pengayak. Pekerja berdiri dan pada bagian ini pekerja lebih sering untuk membungkuk lebih lama. Bahaya yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan ini adalah mengalami lordosis, pengeroposan tulang, dandislokasi tulang belakang.
            Pada bagian pembakaran, pekerja biasanya mengangkat bahan bakar. Meskipun beban yang diangkut tidak terlalu berat, namun bisa terjadi kecelakaan kerja. Ketika berada didepan tungku pembakaran, pekerja akan terkena paparan panas secara langsung.
3.1.3        AREC
Penyakit yang mungkin terjadi :
a.       Anemia
b.      Thalasemia
c.       Kesemutan
d.      Kram otot
e.       Lordosis
f.       Skoliosis
g.      Stress
Kemungkinan penyebab : kelelahan, tempat kerja yang pengap, kebisingan, posisi bungkuk saat kerja.
A à pengurangan jam kerja, mengurangi tekanan dan frekuensi kebisingan, mengurangi beban berat.
R à mudah lelah, ,mendadak sesak nafas, gemetaran saat tidak bekerja, mengalami kram tiba-tiba, posisi tubuh bungkuk / condong ke belakang, mudah emosi.
E à KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja, sering merubah posisi saat kerja.
Engineering Control : meredam getaran mesin.
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.

3.5 Faktor psikologi
               Factor psikologi merupakan factor yang muncul pada mental/pikiran dan hubungan social pada tempat kerja. Akibat yang timbul dari factor ini biasanya pekerja mengalami stress. Hal ini disebabkan karena biasanya kurangnya istirahat atau pekerja mengalami titik jenuh karena pekerja merasa monotone terhadap aktivitas keseharian mereka. Kurangnya refreshing pekerja. Kesenjangan antara pegawai satu terhadap pegawai lainya juga mendukung factor stress. Jadi pada suatu home industry seharusnya di adakan suatu kegiatan diluar kegiatan kerja agar tidak mengalami kejenuhan dan menjaga tenggang rasa terhadap sesame pegawai.
3.5.1        AREC
Penyakit yang mungkin terjadi : stress
Kemungkinan penyebab : kelelahan saat bekerja, kebisingan
A à mengkondusifkan tempat kerja
R à mudah emosi
E à KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
Engineering control : meredam mesin sumber kebisingan.
APD : earplug jika perlu.

3.3 AREC UMUM ( KESELURUHAN )
A àPembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi
R àBahaya faktor biologi atau biological hazard (biohazard) didefinisikan sebagai agen infeksius atau produk yang dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Sedangkan agen faktor biologi atau biological agent didefinisikan sebagai mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit manusia, termasuk yang sudah dimodifikasi secara genetic, yang dapat menyebabkan infeksi, reaksi alergi, atau menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu kesehatan manusia. 
1.    Proses Produksi :
n Bahan baku yang dipakai :      1. Kedelai
                                                                        2. Air
            3. Cuka
n Hasil antara (by product)/Produk akhir : 1. Tahu mentah
2.    Tahu goreng
n Sampah (cair, padat, asap, debu dsb) : 1. Ampas Tahu, abu sekam hasil pembakaran
Peralatan dan mesin yang digunakan : 
a. Mesin penggiling kedelai (PMJ 45)
b. Tungku pembakaran
c. Tangki Perebusan
d. Pengayak
e. Tempat fermentasi sari kedelai
f. Tempat percetakan tahu (press)
g. Drum kecil (bol tahu)

3.    Cara kerja setiap unit produksi (manual/SOP)
Ø Penggilingan
Ø Pemasakan ( penggodokan )
Ø Penyaringan ( pengayakan )
Ø Pencetakan ( pengepresan )

4.    Plant Survey (dengan daftar periksa) :
n Faktor bahaya
-      Faktor Kimia : adanya uap yang dihasilkan pada saat kedelai dimasak dan limbah hasil produksi.
-      Faktor Fisik : kebisingan yang ditimbulkan pada saat proses penggilingan kedelai. Suhu, getaran, penerangan dan kelembaban.
-      Faktor Biologi : yang membahayakan kesehatan pada proses Industri Tahu yaitu pada golongan hewan dan tumbuhan. Lingkungan kerja yang kotor bisa menyebabkan Penyakit Akibat Kerja
-      Faktor Psikis : suasana kerja dan hubungan antara sesama pekerja
n Engineering system/training program/emergency procedure
5.         Pendidikan dan Latihan :
¨  Pengenalan pegawai dengan suasana kerja
¨  Pendidikan, penerangan dan penyuluhan
¨  Pedoman/Manual/Prosedur K3
6.Chemichal inventory (MSDS/Label)
7. Process & Equipment Review
                        1. Penggiling kedelai
                        - Menghubungkan ke kontak listrik
                        - Menekan tombol on
- Memasukkan kedelai ke dalam wadah pengenggiling bersamaan    dengan air bersih.
- Setelah proses penggilingan selesai, menekan tombol off pada mesin.
8. Prosedur Pemeriksaan Bahaya
9. Process Change Review Procedures : -
E àKepmen no 333/MEN/1989, kepres no 59/ 1999
C àControl (Pengendalian)
-      Engineering Control :      -     Maintenance mesin
-      Enclousing mesin penggilingan
-      House keeping
-      Pemasangan ventilasi
-      Pengendalian debu
-      Administrasi Control :      
-  Mengatur Jam kerja
-  Perbanyak minum air putih
-  Mengatur Posisi kerja (ergonomic)
-  Melakukan rolling pegawai / shift
-  Membekali pegawai dengan pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
-      APD :
a.       Masker
b.         Safety shoes (boot)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1  KESIMPULAN
1. Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja. Dengan dilakukan pengamatan ke home industry ini kita lebih jelas dan mengetahui tentang bagaimana pengolahan dan pembuatan tahu yang sebenarnya.
2. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat menciptakan home industri yang sesuai dengan standart keselamatan dan kesehatan kerja. Berawal dari kita melakukan pengamatan ini kita dapat mengetahui dan menumbuhkan minat kewirausahaan kita yang sebenarnya ada dalam setiap kepribadian manusia itu sendiri. Berawal dari minat dan keinginan itulah dapat terciptanya lapangan kerja yang tentu dilandasi standart keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Dapat mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri tersebut, kemudian   memecahkan masalah yang ada. Dari pengamatan langsung ini kita dapat mengetahui bahaya apa saja yang kemungkinan akan terjadi pada pekerjaan itu sendiri.
4. Mengatasi sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja tersebut.  Setelah melakukan pengamatan, kita dapat meninjau dan melakukan pembahasan ulang tentang bahaya-bahaya yang ada pada pekerjaan tahu tersebut. Contohnya seperti, dalam tingkat kebersihan yang kurang terjaga pula akan mengganggu jalannya pekerjaan. Pekerjaan akan terhambat dengan kondisi yang kurang mendukung. Serta tingkat higienis dari produk terganggu dan pada akhirnya keselamatan masyarakat jadi terancam.

4.2  SARAN
Suatu industry sangat membutuhkan yang namanya keselamatan dan kesehatan kerja. Jika perusahaannya itu sendiri tidak menerapkan system tersebut, maka sedikit banyak akan berpengaruh dalam hasil produksi dan tingkat keselamatan dan kesehatan para pekerja pun juga akan terganggu.



                                                  Lampiran – lampiran       

gambar : peletakan sak / karung               gambar : limbah sisaair tahu
untuk merendam kedelai


       
gambar : suasana ruang kerja                       gambar : drum untuk wadah tahu   mentah yang siap di jual


     
Gambar : tungku pembakaran ( ketel )


     
gambar : cerobong asap ahsil pembakaran

     
Gambar : ventilasi udara

Gambar : mesin penggiling kedelai



Proses pembuatan

1.      Penggilingan bahan baku ( Tahu ) hingga halus
      

2.      Proses penggodokan hasil penggilingan

3.      Proses penyaringan hasil penggilingan
    

4.      Setelah diayak terpisah antara ampas dengan sari tahu . lalu melakukan fermentasi
    

5.      Mencetah tahu yang sudah di fermentasi menggunakan asam cuka pada cetakan .

6.      Mengiris tahu yang sudah jadi




Daftar Pustaka

digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2921

2 komentar:

  1. Sist... bagaiman reaksi kimia dalam proses pembuatan tahu?
    dengan menggunakan asam Cuka?
    tolong penjabarannya sist...

    thanks atas share nya

    BalasHapus
  2. mohon maaf sist baru ngeblog kembali. secara garis besar prosesnya asam cuka mengikat sari pati dari kedelai yang sudah melalui proses penggodokan kemudian menggumpal.

    BalasHapus