BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kunjungan Industri
Home industri adalah rumah usaha produk barang atau
juga perusahaan kecil yang memiliki pegawai tidak lebih dari 15 orang. Pada
kunjungan industri kali ini kita mengambil pabrik tahu sebagai tempat penelitian.
Seperti yang kita ketahui, suatu perusahaan maupun home industri harus memiliki
standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawainya. Karena belakangan ini
sangat marak sekali pabrik-pabrik, apalagi pabrik makanan banyak melanggar kode
etik perusahaan. Mereka menggunakan zat-zat kimia berbahaya dan juga mereka
banyak yang tidak menghiraukan keselamatan pekerjanya.
Selain hal itu, banyak sekali perusahaan yang kurang
peduli terhadap kebersihan, kebersihan dalam hal produksi maupun di tempat kerjanya
sendiri. Sehingga kemungkinan pekerja terkena penyakit akibat kerja semakin
besar.
Selain perusahaan harus memperatikan kenyamanan di
tempat kerja, perusahaan juga harus dapat menangani kemungkinan-kemungkinan
akibat produksi di lingkungan kerja. Seperti contohnya masalah kebisingan yang
ditimbulkan oleh mesin industri, limbah hasil produksi, faktor psikologi,
biologi dan fisik yang akan dirasakan oleh masyarakat di lingkungan sekitar
industri.
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa
tentang dunia kerja. Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambar
kepada mahasiswa tentang industri, mengidentifikasi hazard, dan melihat secara
langsung tentang materi-materi yang telah diajarkan secara teori. Mahasiswa
harus membandingkan proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh
di perkuliahan. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang di
peroleh selama kunjungan industri tentang perusahaan yang bersangkutan.
Diharapkan, setelah melakukan pengamatan langsung pada
industri ini mahasiswa lebih matang dan paham dengan materi yang diberikan.
Dapat dikatakan bahwa kunjungan industri ini sebagai ajang pelatihan bagi
mahasiswa sebelum nantinya terjun ke dunia kerja secara langsung. Sehingga
mahasiswa nantinya dapat menerapkannya secara langsung, tidak ragu dan canggung
dalam dunia kerja.
1.2 Rumusan Masalah
1.
bagaimana mahasiswa dapat memperluas pengeatahuan dalam lingkungan kerja?
2.
bagaimana kegiatan ini mampu mendorong mahasiswa agar mmempunyai minat menciptakan
home industri yang sesuai dengan standart keselamatan dan kesehatan kerja?
3.
bagaimana mahasiswa mampu mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri
tersebut?
4. bagaimana cara mengatasi sumber-sumber bahaya yang
ada di tempat kerja tersebut ?
1.3 Tujuan Kunjungan Industri
1. Memperluas
pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja.
2. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat
menciptakan home industri yang sesuai dengan standart keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. Dapat mengidentifikasi hazard yang terdapat pada
industri tersebut, kemudian memecahkan
masalah yang ada.
4. Cara mengatasi sumber-sumber
bahaya yang ada di tempat kerja tersebut.
1.4 Manfaat Kunjungan Industri
Kunjungan industri diharapkan
dapat menambah pengetahuan dan menerapkan teori-teori yang selama ini di dapat
dari perkuliahan.
1.5 Lokasi Kunjungan Industri
Lokasi kunjungan industri berada di Pabrik
Tahu “Maulicko Tunggal” Sambeng, Lamongan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Profil Perusahaan
Pabrik Tahu “Maulicko Tunggal” di bangun tahun 1997
dan terletak di daerah Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan
Industri dan dikelola secara baik dan inovatif untuk menghadapi persaingan
bebas diera globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati .
Pabrik tahu “Maulicko Tunggal” ini sudah memiliki
surat ijin usaha sejak 2006. Produk yang dihasilkan adalah tahu mentah dan tahu
matang. Pada pabrik ini pekerja dibagi menjadi 3 bagia. Bagian pertama pada
pembuatan tahu mentah sebanyak 7 orang. Bagian kedua pada bagian pembakaran.
Pada bagian ini pekerjabertugas untuk mencari bahan bakar, jumlah pekerja
sebanyak 3 orang. Bagian ketiga adalah bagian penggorengan tahu, pada bagian
ini jumlah pekerja sebanyak 3 orang.
Pendapatan bersih perusahaan + Rp. 3. 000. 000
,- / hari. Pada pekerja produksi tahu mentah penghasilannya sebanyak Rp 2. 100.
000,- / bulan, pada pekerja pembakaran penghasilannya Rp. 1. 700. 000,- /
bulan, dan pada pekerja penggorengan penghasilannya Rp. 600. 000,- / bulan.
Pada perusahaan ini tidak bersistem mengikuti UMR, namun bersistem borongan
2.2 Alat yang Digunakan pada
perusahaan
a. Mesin penggiling kedelai (PMJ 45)
Fungsi dari mesin penggiling tahu ini adalah
menggiling / melumat kedelai menjadi bentuk bubur kedelai.
b. Tungku pembakaran
fungsi
dari tungku pembakaran adalah untuk menyalurkan energi panas ke semua tangki
pemasakan.
c. Tangki Perebusan
Fungsi
tangki perebusan adalah untuk merebus kedelai yang sudah di giling. Sumber
panasnya didapat dari tangki pembakaran.
d. Pengayak
Fungsi
pengayak adalah untuk memisahkan ampas kedelai dengan sari kedelai. Cara
penggunaanya adalah dengan menggoyang-goyangkan sampai sari tahu jatuh ke
tempat fermentasi.
e. Tempat fermentasi sari kedelai
Fungsi
tempat fermentasi adalah untuk memfermentasikan sari kedelai dengan campuran
cuka dan air untuk menjadi gumpalan tahu.
f. Tempat percetakan tahu (press)
Fungsi
press tahu adalah untuk memadatkan tahu dan membentuk tahu menjadi kotak kotak
atau yang sesuai dengan keinginan pasar
g. Drum kecil (bol tahu)
Fungsi
drum tahu adalah untuk menjadi wadah tahu yang sudah siap di pasarkan.
2.3 Teori Hygiene Industri yang
ada di Cv
2.3.1 Faktor Fisika
Faktor fisika adalah salah satu faktor yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja meliputi :
1. Ventilasi
Ventilasi,
adalah proses pertukaran udara dengan cara pengeluaran udara terkontaminasi
dari suatu ruang kerja, melalui saluran buang, dan pemasukan udara segar
melalui saluran masuk.
Kegunaan
Ventilasi :
a.
Menyediakan pasokan udara segar di luar secara kontinu.
b.
Mempertahankan suhu dan kelembaban di tingkat yang nyaman.
c.
Mengurangi potensi bahaya kebakaran atau ledakan.
d. Mencairkan konsentrasi kontaminan dalam
udara di lingkungan tempat kerja
e. Mengontrol kontaminan meliputi
menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya atau material, dan mengganti
dengan bahan kimia yang kurang beracun.
2. Kebisingan
Pengertian
kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki yang
sifatnya mengganngu dan menurunkan daya dengar seseorang (WHS, 1993).
Jenis Kebisingan :
1.
Bising kontinu (terus
menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.
2.
Bising intermitten
(terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus seperti suara lalu lintas,
suara pesawat terbang
3.
Bising Impulsif yang
memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat sehingga
mengejutkan pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll.
4.
Bising impulsif berulang
yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara mesin
tempa.
Pemantauan Kebisingan :
Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja adalah Sound Level Meter (SLM) dan untuk personal monitoring digunakan Noise Dosimeter.
Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja adalah Sound Level Meter (SLM) dan untuk personal monitoring digunakan Noise Dosimeter.
3. Getaran
Getaran adalah suatu factor fisik yang
bekerja pada manusia dengan penjalaran ( Transmission ) dari pada tenaga
mekanik yang berasal dari sumber goyang
(osilattor).
Getaran
dihasilkan oleh : Mesin-mesin diesel, mesin produksi, Kendaraan-kendaraan,
Tractor, truk, bus, tank dll
Alat-alat
kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer ( pembuka
jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu
gunung, karang dll )
4. Penerangan atau Cahaya
Cahaya merupakan satu
bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke angkasa dimana
gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu yang nilainya dapat
dibedakan dari energy cahaya lainnya dalam spectrum elektromagnetisnya
(Suhadri, 2008).
Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
5. Iklim kerja
Iklim kerja menurut definisi Permenaker No 13 tahun 2011 tentang
Faktor Fisika dan Kimia adalah hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban,kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran
panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.
Paparan terhadap kondisi
iklim panas atau dingin yang berlebihan diketahui dapat menghasilkan penyakit,
kecelakaan, bahkan kematian. Karena itu penting bagi ahli K3 untuk memiliki
pengetahuan tentang efek iklim panas dan dingin di tempat kerja.
Kemenaker No.
KEP-51/MEN/1999, mendefinisikan iklim kerja sebagai “hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat
pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja ini juga merinci NAB untuk Indeks Suhu
Basah dan Bola (ISBB)
2.3.2 Faktor Kimia
1.
Pengertian B3
Menurut
PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha
dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
mahluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan
atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan
lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
Identifikasi limbah
B3
Pengidentifikasian limbah B3
digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
1.
Berdasarkan sumber
2.
Berdasarkan karakteristik
Golongan limbah B3 yang berdasarkan
sumber dibagi menjadi:
· Limbah B3 dari sumber spesifik;
· Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
· Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa,
tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Sedangkan golongan limbah B3
yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:
· mudah meledak;
· pengoksidasi;
· sangat mudah sekali menyala;
· sangat mudah menyala;
· mudah menyala;
· amat sangat beracun;
· sangat beracun;
· beracun;
· berbahaya;
· korosif;
· bersifat iritasi;
· berbahayabagi lingkungan;
· karsinogenik;
· teratogenik;
· mutagenik.
2. MSDS asam asetat
DESKRIPSI PRODUK
Nama Produk: Cuka
Kode Produk (s) : 89-8110, 84-0935,
84-0975, 95-7860, 97-2901, 97-2923 84-0477, 95-8005, 84-0486, 84-0487, 84-0880,
84-0884 95-8002
Ukuran
: 7 ml, 500 ml
Nama
Kimia : Acetic Acid
Nomor
CAS : 64-19-7
Formula
: CH3COOH
Sinonim
: asam etanoat
Distributor
: Carolina Perusahaan Pasokan Hayati 2700 Jalan York Burlington, NC 27215
Informasi Kimia : 800-227-1150
(8:00-5:00 (ET) MF)
CHEMTREC (Spill Response Transportasi 24
jam) : 800-424-9300
3. IDENTIFIKASI
BAHAYA
Potensi Efek Kesehatan:
Mata: Dapat menyebabkan iritasi.
Kulit: Dapat menyebabkan iritasi.
Tertelan: Dapat menyebabkan ketidaknyamanan
pencernaan.
Penghirupan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan.
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit
hubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada
selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkin
menghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang
mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,
sesekali, terik.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik
EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa
selaput, kulit, gigi. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ. Ulang atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama
paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkus.
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit
hubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada
selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkin
menghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang
mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,
sesekali, terik.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik
EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa
selaput, kulit, gigi. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ. Ulang atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama
paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkus.
4. TINDAKAN
PERTAMA AID
Prosedur Darurat dan Pertolongan Pertama:
Mata - Siram dengan air selama minimal 15 menit,
menaikkan dan menurunkan kelopak mata
sesekali. Dapatkan perawatan medis jika terjadi
iritasi.
Kulit - seksama mencuci area yang terkena selama
minimal 15 menit. Hapus yang terkontaminasi pakaian. Mencuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis jika terjadi
iritasi.
Menelan - Jangan menginduksi muntah. Jika tertelan,
jika sadar, berikan banyak air segera dan memanggil seorang dokter atau pusat
kendali racun. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar.
Menghirup - Hapus untuk udara segar. Berikan oksigen
jika sulit bernapas; memberikan pernapasan buatan jika napas telah berhenti.
Tetap hangat, tenang, dan mendapatkan perhatian medis.
Kontak
Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Hubungi:
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius Hubungi:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
perhatian.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis
perhatian segera.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika
sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. PERINGATAN: Ini mungkin
berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau
korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Hubungi:
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius Hubungi:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
perhatian.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis
perhatian segera.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika
sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. PERINGATAN: Ini mungkin
berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau
korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.
Kadar
cuka yang biasanya beredar di pasaran adalah
+ 25 %. Namun, jika akan
dikonsumsi cuka harus diencerkan terlebih dahulu dengan air.
2.3.3 Faktor Biologi
Bahaya
biologi dapat didefinisikan sebagai debu
organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi
yang berbeda seperti
virus, bakteri, jamur, protein
dari
binatang atau
bahan-bahan dari tumbuhan
seperti produk serat
alam yang
terdegradasi.
Bahaya biologi
dapat dibagi menjadi
dua yaitu yang menyebabkan
infeksi dan non-infeksi.
Bahaya dari
yang bersifat non
infeksi dapat dibagi
lagi menjadi organisme viable
racun biogenik dan alergi biogenik.
Hewan
Ø
Seraangga : sengatan
Ø
Binatang berbisa : gigitan ular
Ø
Binatang buas : Carnovora
Tumbuhan
Ø
Debu kayu : Allergi &
asma
Ø
Debu kapas :allergi saluran
nafas
Organisme
viable dan racun biogenic.
Ø
Organisme viable termasukdi
dalamnya jamur, spora dan
mycotoxins;
Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Ø
Perkembangan produk
bakterial dan jamur
dipengaruhi oleh suhu,
kelembapan
dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko:
pekerja pada
silo bahan pangan,
pekerja pada sewage
& sludge
treatment,
dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”,Legionnaire’s disease
2.3.4
Faktor
Ergonomi
1. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner
yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai
alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba,
A, 1981).
2. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan
rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk
mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).
Faktor ergonomi merupakan kenyamanan saat bekerja
dalam hal organisasi, lingkungan, psikologi, dan fisik.
Faktor-faktor
yang dapat mengganggu kesehatan pekerja:
1. Posisi saat bekerja
Posisi saat bekerja
merupakan posisi pekerja pada saat bekerja. Contohnya seperti posisi merunduk,
berdiri terlalu lama, posisi pengangkatan beban berat, dll. Posisi kerja yang
salah dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja.
2. Faktor psikologi
Faktor psikologi
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi tingkat emosional maupun kenyamanan
pekerja.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan
merupakan suatu faktor akibat dari aktivitas produksi. Contohnya seperti
kebersihan lingkungan, saluran pembuangan limbah dan semua yang mengganggu
ekosistem lingkungan.
2.3.5 Faktor-faktor
Psikologis
1.
Diri Manusia yang mampu berubah
Menurut Stephen Covey dalam buku First Thinks First menjelaskan adanya potensi kemampuan manusia sebagai prasyarat mewujudkan sebuah komitmen, artinya manusia sebagai makhluk yang dinamis sehingga mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu perubahan terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh :
Menurut Stephen Covey dalam buku First Thinks First menjelaskan adanya potensi kemampuan manusia sebagai prasyarat mewujudkan sebuah komitmen, artinya manusia sebagai makhluk yang dinamis sehingga mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu perubahan terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh :
a.
Kesadaran diri
Setiap manusia yang ingin berubah harus memiliki kesadaran mengintrospeksi diri sendiri dan diarahkan pada nilai-nilai maupun kepentingan sosial.
Setiap manusia yang ingin berubah harus memiliki kesadaran mengintrospeksi diri sendiri dan diarahkan pada nilai-nilai maupun kepentingan sosial.
b.
Hati nurani
Setiap manusia memiliki hati nurani, sehingga manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Setiap manusia memiliki hati nurani, sehingga manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
c.
Kehendak bebas
Sebagai pribadi yang otonom, masing-masing manusia mempunyai kehendak bebas untuk melakukan sebuah tindakan, tapi tidak identik dengan kebebasan. Kehendak bebas lebih menunjuk pada situasi kemandirian, tidak terkekang dan dilakukan atas dasar tanggung jawab.
Sebagai pribadi yang otonom, masing-masing manusia mempunyai kehendak bebas untuk melakukan sebuah tindakan, tapi tidak identik dengan kebebasan. Kehendak bebas lebih menunjuk pada situasi kemandirian, tidak terkekang dan dilakukan atas dasar tanggung jawab.
d.
Imajinasi kreatif
Dalam diri manusia terdapat imajinasi kreatif, dimana seseorang mampu meramalkan keadaan dimasa yang akan datang, dengan menciptakan ide-ide baru secara kreatif dan inovatif.
Dalam diri manusia terdapat imajinasi kreatif, dimana seseorang mampu meramalkan keadaan dimasa yang akan datang, dengan menciptakan ide-ide baru secara kreatif dan inovatif.
BAB III
PEMBAHASAN (HASIL
YANG DIPEROLEH)
Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.1 Faktor Fisika
1. Ventilasi
Pada home industri ini, ventilasi yang ada sudah masuk
dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari gambar diatas. Home industry sudah
mengantisipasi tingkat bahaya yang lebih dengan memasang ventilasi lebar. Namun demikian karena panas yang dihasilkan oleh
proses produksi terlalu tinggi berupa uap, sehingga suhu dalam ruangan tersebut
terasa panas, yaitu sebesar 33 0 c.
2. Kebisingan
Kebisingan pada tempat kerja tersebut mencapai 59 dB. Salah satu sumber kebisingan
adalah mesin penggiling kacang kedelai. Sejak berdiri, pabrik ini
menggunakan mesin penggilingan kacang kedelai yang berbahan bakar solar. Namun,
sejak tahun 2010, mereka sudah mulai menggunakan dynamo sebagai sumber
penyalaan mesin penggiling kacang kedelai. Hal ini dilakukan karena mesin
sebelumnya yang berbahan bakar solar sangat bising. Selain psikologis pekerja
terganggu, masyarakat sekitar home industry pun ikut merasakannya.
Selain itu, pada home industry
ini, para pekerja juga menyalakan tape. Hal ini dapat memperparah tingkat
kebisingan. Namun demikian, hal ini justru dianggap sebagai hiburan untuk
mengusir stress para pegawai.
3. Getaran
Pada home industri ini tidak ada getaran. Karena
pemilik sudah mengantisipasinya dengan memasang alat pereda getar ( spon yang
di pasang dibawah mesin penggilingan ). Sehingga getaran hanya terjadi disekitar mesin
penggilingan padi. Itupun tidak langsung berhubungan langsung dengan para
pekerja. Pabrik hanya menggunakan 1 mesin yang diletakkan diatas dan jauh dari
aktivitas kebanyakan pekerja.
4. Penerangan
Pada home industri ini, penerangan yang ada sudah
masuk dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan pencahayaan sangat terang pada
saat siang hari meskipun hanya ada satu lampu untuk membantu penerangan tempat
kerja. Lampu ini diletakkan
ditengah-tengah ruangan dan wattnya pun sangat kecil.
5. Iklim kerja
Setelah kami melakukan
pengamatan, hasil yang kita dapat dari sisi pekerja adalah pekerja merasakan
ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini bukan dikarenakan paparan panas langsung,
melainkan akibat dari hasil produksi yang membuat kelembaban atau suhu menjadi
tinggi.
3.1.1
AREC
Penyakit
yang mungkin terjadi :
a. Terpeleset
b. Tuli
c. Kesemutan.
Kemungkinan penyebab
a. Terpeleset dapat
terjadi karena lantai tempat kerja yang licin oleh aktivitas produksi.
b. Tuli dapat
disebabkan karena kebisingan yang terjadi pada tempat kerja.
c. Kesemutan dapat
terjadi karena getaran yang bersumber dari mesin.
A
àPembersihan alat dan ruang produksi
sebelum dan setelah proses produksi,
R
à Tuli : pekerja
sulit diajak bicara saat ditempat kerja, menjawab dengan suara yang keras.
Getaran : pekerja mengalami kesemutan saat berhubungan langsung dengan mesin
maupun saat istirahat kerja.
E à KEPMEN TENAGA
KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration
Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
Engineering control : member peredam pada mesin
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.
3.2 Faktor Kimia
Bahan yang
di gunakan antara lain :
1. Kacang kedelai
2. Cuka
3. Air
Jadi pada proses produksi tahu di pabrik ini tidak
menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Karena
bahan-bahan yang di gunakan adalah bahan baku yang aman untuk dikonsumsi. Home industry ini menggunakan
kedelai pilihan.
Dalam penggunaan cuka, pekerja maupun pemilik tidak
memiliki takaraan pasti untuk setiap 10 kg kedelai. Mereka mengukurnya dengan
melihat hasil fermentasi. Apabila fermentasi berhasil maka penggunaan cuka
cukup. Penggunaan cuka untuk 1 kali proses memasak yang menggunakan 10 kg
kedelai hanya membutuhkan cuka + 0,5 liter. Kadar asam cuka yang boleh
dikonsumsi adalah 20 % - 25 %.
3.1.2
AREC
Penyakit yang mungkin terjadi
: iritasi pada mata, kulit, dan anggota tubuh yang lain.
Kemungkinan penyebab : Paparan dari asam cuka
A
àPembersihan alat dan ruang produksi
sebelum dan setelah proses produksi, menjaga kebersihan tempat kerja.
R à Kulit mengalami iritasi seperti
terserang kutu air
E à KEPMEN TENAGA
KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration
Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.
3.3 Faktor Biologi
Berdasarkan
teori faktor biologi meliputi tumbuhan,hewan, dan mikroorganisme. Pertama kami
akan membahas tingkat kebersihan di lingkungan home industri tersebut.
Kebersihan di lingkungan tempat kerja tersebut belum dikatakan memenuhi
standart kebersihan. Karena untuk pembuangan limbah dalam tempat kerja tersebut masih belum
tertata secara baik. Selain itu limbah hasil produksi juga dialirkan ke sungai
sebelum diolah terlebih dahulu.
Selain factor kebersihan, factor bekteri pun terdapat pada home
industry ini. Namun bakteri yang ada adalah bakteri bai yang membantu proses
fermentasi dari sari kedelai menjadi gumpalan tahu.
3.3.1 AREC
Penyakit yang mungkin terjadi
: iritasi pada mata, kulit, dan anggota tubuh yang lain.
Kemungkinan penyebab
Paparan dari asam cuka
A
àPembersihan alat dan ruang produksi
sebelum dan setelah proses produksi, menjaga kebersihan tempat kerja.
R à Kulit mengalami iritasi seperti
terserang kutu air
E à KEPMEN TENAGA
KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration
Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.
3.4 Faktor ergonomic
1. Kenyamanan saat bekerja ( Posisi
saat bekerja )
Pada
pabrik ini, pekerja dituntut untuk selalu berdiri. Meskipun mereka tidak selalu
berdiri ditempat yang sama. Biasanya mereka berjalan dan bergerak leluasa.
Dilihat secara factor ergonomic tentu saja ini tidak memenuhi factor ergonomic
yang telah ditetapkan. Karena pada produksi ini tidak ada bagian pekerjaan
duduk.
Pada bagian pengayakan, pekerja
berposisi berdiri dengan sedikit membungkuk. Selain itu dengan pekerjaan
menggoyang-goyangkan alat untuk menyaring sari kedelai membuat pekerja harus
ekstra hati-hati karena lantai yang licin. Ini dapat menyebabkan kecelakaan
kerja berupa terpeleset, dislokasi tulang,
sampai saraf terjepit, dan mengalami fraktur.
Pada bagian fermentasi, posisi
pekerja juga tidak jauh berbeda dari pengayak. Pekerja berdiri dan pada bagian
ini pekerja lebih sering untuk membungkuk lebih lama. Bahaya yang dapat
ditimbulkan dari pekerjaan ini adalah mengalami lordosis, pengeroposan tulang,
dandislokasi tulang belakang.
Pada bagian pembakaran, pekerja
biasanya mengangkat bahan bakar. Meskipun beban yang diangkut tidak terlalu
berat, namun bisa terjadi kecelakaan kerja. Ketika berada didepan tungku
pembakaran, pekerja akan terkena paparan panas secara langsung.
3.1.3
AREC
Penyakit yang mungkin terjadi
:
a. Anemia
b. Thalasemia
c. Kesemutan
d. Kram otot
e. Lordosis
f. Skoliosis
g. Stress
Kemungkinan
penyebab : kelelahan, tempat kerja yang pengap, kebisingan, posisi bungkuk saat
kerja.
A
à pengurangan jam
kerja, mengurangi tekanan dan frekuensi kebisingan, mengurangi beban berat.
R à mudah lelah, ,mendadak sesak nafas, gemetaran saat
tidak bekerja, mengalami kram tiba-tiba, posisi tubuh bungkuk / condong ke
belakang, mudah emosi.
E à KEPMEN TENAGA
KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration
Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja,
sering merubah posisi saat kerja.
Engineering Control : meredam getaran mesin.
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.
3.5 Faktor psikologi
Factor psikologi
merupakan factor yang muncul pada mental/pikiran dan hubungan social pada
tempat kerja. Akibat yang timbul dari factor ini biasanya pekerja mengalami
stress. Hal ini disebabkan karena biasanya kurangnya istirahat atau pekerja
mengalami titik jenuh karena pekerja merasa monotone terhadap aktivitas
keseharian mereka. Kurangnya refreshing pekerja. Kesenjangan antara pegawai
satu terhadap pegawai lainya juga mendukung factor stress. Jadi pada suatu home
industry seharusnya di adakan suatu kegiatan diluar kegiatan kerja agar tidak
mengalami kejenuhan dan menjaga tenggang rasa terhadap sesame pegawai.
3.5.1
AREC
Penyakit yang mungkin terjadi
: stress
Kemungkinan penyebab : kelelahan saat bekerja,
kebisingan
A
à mengkondusifkan
tempat kerja
R à mudah emosi
E à KEPMEN TENAGA
KERJA 51/MEN/1999, SNI 16–7061- 2004
C à administration
Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam kerja
Engineering control : meredam mesin sumber kebisingan.
APD : earplug jika perlu.
3.3 AREC UMUM ( KESELURUHAN )
A
àPembersihan alat dan ruang produksi
sebelum dan setelah proses produksi
R
àBahaya faktor biologi atau biological
hazard (biohazard) didefinisikan sebagai agen infeksius atau produk
yang dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Sedangkan agen faktor biologi atau biological agent didefinisikan
sebagai mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit manusia, termasuk yang
sudah dimodifikasi secara genetic, yang dapat menyebabkan infeksi, reaksi
alergi, atau menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu kesehatan
manusia.
1.
Proses Produksi :
n Bahan baku yang dipakai : 1. Kedelai
2. Air
3. Cuka
n Hasil antara (by product)/Produk
akhir : 1. Tahu mentah
2. Tahu goreng
n Sampah (cair, padat, asap, debu dsb)
: 1. Ampas Tahu, abu sekam
hasil pembakaran
Peralatan dan mesin yang digunakan :
a. Mesin penggiling kedelai (PMJ 45)
b. Tungku pembakaran
c. Tangki Perebusan
d. Pengayak
e. Tempat fermentasi sari kedelai
f. Tempat percetakan tahu (press)
g. Drum kecil (bol tahu)
3.
Cara kerja setiap unit produksi
(manual/SOP)
Ø Penggilingan
Ø Pemasakan ( penggodokan )
Ø Penyaringan ( pengayakan )
Ø Pencetakan ( pengepresan )
4.
Plant Survey (dengan daftar periksa)
:
n Faktor bahaya
-
Faktor Kimia : adanya uap yang dihasilkan
pada saat kedelai dimasak dan limbah
hasil produksi.
- Faktor
Fisik : kebisingan yang ditimbulkan pada saat proses penggilingan kedelai.
Suhu, getaran, penerangan dan kelembaban.
- Faktor
Biologi : yang membahayakan kesehatan pada proses Industri Tahu yaitu pada
golongan hewan dan tumbuhan. Lingkungan kerja yang kotor bisa menyebabkan
Penyakit Akibat Kerja
- Faktor
Psikis : suasana kerja dan hubungan antara sesama pekerja
n Engineering system/training program/emergency procedure
5.
Pendidikan
dan Latihan :
¨ Pengenalan pegawai dengan suasana kerja
¨ Pendidikan, penerangan dan penyuluhan
¨ Pedoman/Manual/Prosedur K3
6.Chemichal
inventory (MSDS/Label)
7. Process & Equipment Review
1. Penggiling kedelai
- Menghubungkan ke
kontak listrik
- Menekan tombol on
- Memasukkan
kedelai ke dalam wadah pengenggiling
bersamaan dengan air bersih.
-
Setelah proses penggilingan selesai, menekan tombol off pada mesin.
8.
Prosedur
Pemeriksaan Bahaya
9.
Process Change Review Procedures : -
E àKepmen no 333/MEN/1989, kepres no 59/ 1999
C àControl
(Pengendalian)
-
Engineering Control : - Maintenance
mesin
-
Enclousing mesin
penggilingan
-
House keeping
-
Pemasangan ventilasi
-
Pengendalian debu
-
Administrasi Control :
- Mengatur Jam kerja
- Perbanyak
minum air putih
- Mengatur Posisi kerja
(ergonomic)
- Melakukan rolling pegawai / shift
- Membekali pegawai dengan pengetahuan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
-
APD :
a. Masker
b.
Safety shoes (boot)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1.
Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja. Dengan dilakukan pengamatan
ke home industry ini kita lebih jelas dan mengetahui tentang bagaimana
pengolahan dan pembuatan tahu yang sebenarnya.
2. Mendorong
mahasiswa agar mempunyai minat menciptakan home industri yang sesuai dengan
standart keselamatan dan kesehatan kerja. Berawal dari kita melakukan pengamatan ini kita dapat
mengetahui dan menumbuhkan minat kewirausahaan kita yang sebenarnya ada dalam
setiap kepribadian manusia itu sendiri. Berawal dari minat dan keinginan itulah
dapat terciptanya lapangan kerja yang tentu dilandasi standart keselamatan dan
kesehatan kerja.
3.
Dapat mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri tersebut, kemudian memecahkan masalah yang ada. Dari pengamatan langsung ini
kita dapat mengetahui bahaya apa saja yang kemungkinan akan terjadi pada
pekerjaan itu sendiri.
4. Mengatasi sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja
tersebut. Setelah melakukan pengamatan, kita dapat
meninjau dan melakukan pembahasan ulang tentang bahaya-bahaya yang ada pada
pekerjaan tahu tersebut. Contohnya seperti, dalam tingkat kebersihan yang
kurang terjaga pula akan mengganggu jalannya pekerjaan. Pekerjaan akan
terhambat dengan kondisi yang kurang mendukung. Serta tingkat higienis dari
produk terganggu dan pada akhirnya keselamatan masyarakat jadi terancam.
4.2 SARAN
Suatu industry sangat membutuhkan yang namanya
keselamatan dan kesehatan kerja. Jika perusahaannya itu sendiri tidak
menerapkan system tersebut, maka sedikit banyak akan berpengaruh dalam hasil
produksi dan tingkat keselamatan dan kesehatan para pekerja pun juga akan
terganggu.
Lampiran – lampiran
gambar : peletakan sak /
karung gambar : limbah sisaair tahu
untuk merendam kedelai
gambar : suasana ruang kerja gambar : drum untuk wadah
tahu mentah yang siap di jual
Gambar : tungku pembakaran (
ketel )
gambar : cerobong asap ahsil
pembakaran
Gambar : ventilasi udara
Gambar : mesin penggiling
kedelai
Proses
pembuatan
1. Penggilingan bahan baku ( Tahu
) hingga halus
2. Proses penggodokan hasil penggilingan
3. Proses penyaringan hasil
penggilingan
4. Setelah diayak terpisah antara
ampas dengan sari tahu . lalu melakukan fermentasi
5. Mencetah tahu yang sudah di
fermentasi menggunakan asam cuka pada cetakan .
6. Mengiris tahu yang sudah jadi
Daftar Pustaka
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2921
Sist... bagaiman reaksi kimia dalam proses pembuatan tahu?
BalasHapusdengan menggunakan asam Cuka?
tolong penjabarannya sist...
thanks atas share nya
mohon maaf sist baru ngeblog kembali. secara garis besar prosesnya asam cuka mengikat sari pati dari kedelai yang sudah melalui proses penggodokan kemudian menggumpal.
BalasHapus