Selasa, 29 Maret 2016

LAPORAN ERGONOMI TENTANG PETA KERJA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Di  dalam  menjalankan  suatu  kegiatan  produksi  barang  atau  jasa, sering  kali  ditemukan  aktivitas/  gerakan-gerakan  kerja  yang  sifatnya  tidak produktif.  Aktivitas  atau  metode  kerja  yang  tidak  efisien    perlu  dieliminir supaya  kita  bisa  mendapatkan  waktu  operasi  penyelasaian  pekerjaan  yang lebih singkat dan hasil yang diperoleh optimal. Berdasarkan keadaan tersebut maka  perlu  dilakukan  suatu  analisa  untuk  mencari,  mengembangkan  dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien.
Peta-peta untuk menganalisa kerja keseluruhan merupakan peta yang bisa  mengungkapkan  keadaan  nyata  suatu  proses  secara  keseluruhan  yang kemudian bisa  digunakan sebagai alat untuk  menganalisa proses kerja  yang berlangsung.  Sedikit  berbeda  dengan  peta-peta  analisa  kerja  sebelumnya, maka  peta  kerja untuk menganalisa  kegiatan yang dilaksanakan  dalam  satu stasiun  kerja  yang  akan  digunakan  untuk  menganalisa  dan  memperbaiki proses  kerja  yang  ada  dalam  suatu  stasiun  kerja,  sehingga  tercapai  suatu keadaan  ideal  untuk  kegiatan  tersebut,  ada  3  macam  peta-peta  kerja  guna menganalisa kerja setempat, yaitu :
ü  Peta Pekerja dan Mesin ( man and machine process chart )
ü  Peta Kelompok Kerja ( gang process chart )
ü  Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri (Right And Left Process Chart)
Elemen therblig adalah penggolongan elemen kerja ke dalam beberapa kelompok elemen, yang diperkenalkan pertama kali oleh Gilbert. Elemen therblig ini berkaitan dengan pembuatan peta tangan kanan dan tangan kiri. Peta tangan kiri -tangan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat
untuk menganalisis gerakan tangan operator dalam melakukan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua kegiatan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara detail sesuai dengan eiemen therblig yang membentuk gerakan tersebut.
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari masuk ke pabrik sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap maupun bagian dari produk lengkap. (http://devijulietta.blogspot.co.id/2014/05/peta-kerja.html)
Pada peta kerja kali ini kami akan menganalisa video tentang perakitan stopkontak. Nantinya kami akan menganalisa elemen apa saja yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri. Setelah itu akan diketahui apakah ada time delay pada perakitan stopkontak tersebut atau tidak.
Oleh karena itu diadakan praktikum peta kerja kanan kiri yang bertujuan agar kita mampu membuat peta kerja tangan kanan dan tangan kiri, menghitung waktu standart, waktu standart line dan output standart. Selain itu agar kita sebagai calon ahli K3 dapat merancang meted kerja baru yang lebih sistematis dan efisien.

1.2  Tujuan
ü  Mampu membuat dan mem-breakdown elemen kerja
ü  Mampu membuat peta tangan kanan dan tangan kiri
ü  Mampu merancang metode kerja baru yang lebih sistematis dan efisien







BAB II
DASAR TEORI


2.1 Pengertian Peta Dasar Therbrig
Elemen therblig adalah penggolongan elemen kerja ke dalam beberapa kelompok elemen, yang diperkenalkan pertama kali oleh Gilbert. Elemen therblig ini berkaitan dengan pembuatan peta tangan kanan dan tangan kiri. Peta tangan kiri -tangan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat
untuk menganalisis gerakan tangan operator dalam melakukan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua kegiatan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara detail sesuai dengan eiemen therblig yang membentuk gerakan tersebut.
Pada elemen therblig ada 17 gerakan dasar diantaranya adalah: mencari
(search), memegang (hold), menjangkau (reach), mengambil (grasp), memakai (use), membawa dengan beban (move), mengarahkan (position), merakit (assembly), memeriksa (inspection), melepas (release), keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable delay), dan lain-lain.
Gerakan elemen Therblig diuraikan menjadi 17 gerakan dasar yaitu:
·         Search (S)
Merupakan elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi
suatu obyek, dalam hal ini dilakukan oleh mata. Gerakan ini dimulai
pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek
tersebut sudah ditemukan.
·         Select (SE)
Merupakan gerakan kerja untuk menemukan atau memilih suatu obyek
diantara dua atau lebih obyek yang sama lainnya.
·         Grasp (G)
Merupakan elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup
jari-jari tangan pada obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi
kerja.
·         Reach (RE)
Merupakan gerakan yang menggambarkan gerakan tangan berpindah
tempat tanpa beban atau hambatan baik gerakan menuju atau menjauhi
obyek.
·         Move (M)
Merupakan gerakan perpindahan tangan, hanya di sini tangan bergerak
dalam kondisi membawa beban.
·         Hold (H)
Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan memegang obyek tanpa
menggerakkan obyek tersebut.
·         Release (RL)
Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan operator melepaskan
kembali terhadap obyek yang dipegang sebelumnya.
·         Position (P)
Elemen gerakan yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasi
yang dituju secara tepat.
·         Pre-Position (PP)
Elemen gerakan yang mengarahkan obyek pada suatu tempat
sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek benar-benar
dilakukan maka dengan mudah obyek akan bisa dipegang dan dibawa
ke arah tujuan yang dikehendaki.
·         Inspect (I)
Langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi
persyaratan kualitas yang ditetapkan.
·         Assembly (A)
Elemen gerakan yang menghubungkan dua obyek atau lebih menjadi
satu kesatuan.
·         Dis-Assembly (DA)
Elemen gerakan yang memisahkan atau menguraikan dua obyek yang
tergabung menjadi satu menjadi obyek-obyek terpisah.
·         Use (U)
Elemen gerakan dimana salah satu atau kedua tangan digunakan unruk
memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan tertentu.
·         Unavoidable Delay (UD)
Kondisi kerja ini merupakan kondisi yang diakibatkan oleh hal-hal
yang di luar kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadap
proses kerja yang sedang berlangsung.
·         Avoidable Delay (AD)
Waktu menganggur yang terjadi selama siklus kerja yang dapat
dihindarkan.
·         Plan (P)
Merencanakan merupakan proses mental dimana operator berhenti
sejenak bekerja dan memikirkan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
·         Rest to Overcome Fatiaue (R)
Waktu untuk memulihkan kondisi badan dari kelelahan fisik
Sumber : http://diyan.staff.umm.ac.id/2010/02/26/elemen-therblig/

2.2 Peta-Peta Kerja
            Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus yang bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja (Sutalaksana, 1979). Fungsi peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja (www.digilib.petra.ac.id). Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja terutama dalam suatu proses produksi, yaitu jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan sebagainya.
            Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 1979). Lewat peta-peta ini dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialami, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap. Pada dasarnya, semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja.
2.2.1 Lambang-Lambang yang Digunakan
Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth. Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai dalam membuat suatu peta kerja. Kemudian pada tahun berikutnya, jumlah lambang-lambang tersebut disederhanakan, sehingga hanya tinggal empat macam, yaitu (Sutalaksana, 1979) :



Gambar 2.1 Lambang-lambang Peta-peta Kerja
Sumber : Maribelajarapk.blogspot.com

Tahun 1947, ASME (American Siciety of Mechanical Engineers) membuat standar lambang-lambang yang terdiri dari 5 macam lambang. Lambang-lambang ini merupakan modifikasi dari lambang yang digunakan oleh Gilberth, yaitu lingkaran kecil diganti dengan anak panah untuk kejadian transportasi dan menambah lambang baru (D) untuk kejadian menunggu. Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sutalaksana, 1979).
1.      Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses, dan biasanya terjadi pada suatu mesin atau stasiun kerja. Lambang ini juga bisa digunakan untuk menyatakan aktifitas administrasi.
2.      Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika dilakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek atau membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar. Suatu pemeriksaan tidak menjuruskan bahan  ke arah menjadi suatu barang jadi.
3.      Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas pada tempat bekerja waktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupakan transportasi.
4.      Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja dan perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Kejadian ini menunjukkan bahwa suatu obyek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali.
5.      Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu. Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu obyek yang mengalami penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan menunggu dan penyimpanan.
Selain kelima lambang di atas, bisa menggunakan lambang lain apabila merasa perlu untuk mencatat suatu aktivitas yang memang terjadi selam proses berlangsung dan tidak terungkapkan oleh lambang-lambang tadi. Lambang tersebut ialah Aktivitas Gabungan. Kegiatan ini terjadi apabila aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja

2.3 Macam-Macam Peta Kerja
Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu (Sutalaksana, 1979):
·         Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan
·         Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas.
Hubungan antara kedua macam kegiatan di atas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan. Masing-masing peta kerja yang termasuk dalam kedua kelompok diatas, antara lain:
1.      Yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan
a.       Peta Proses Operasi.
b.      Peta Aliran Proses.
c.       Diagram Aliran.
d.      Peta Proses Kelompok Kerja.
2.      Yang termasuk kelompok kegiatan kerja setempat
a.       Peta Pekerja dan Mesin.
b.      Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan.
2.3.1 Peta Proses Operasi
Menurut Sutalaksana (1979), peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-bahan) baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Peta proses operasi merupakan suatu peta yang menggambarkan urutan-urutan proses atau operasi inspeksi, waktu kelonggaran, dan pemakaian material di dalam proses produksi secara sistematis dan jelas mulai dari awal bahan baku sampai menjadi produk jadi yang utuh maupun sebagai komponen (www.digilib.petra.ac.id). Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai. Jadi, dalam suatu peta proses operasi dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan.
2.3.2 Kegunaan Peta Proses Operasi
Adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, bisa diperoleh banyak manfaat. Adapun kegunaan dari peta proses operasi, yaitu:
- Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
- Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
- Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik
- Sebagai alat untuk melakukan cara kerja yang sedang dipakai
- Sebagai alat untuk latihan kerja
2.3.3 Analisa Suatu Peta Proses Operasi
Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui analisa peta proses operasi, yaitu analisa terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan, dan terhadap waktu penyelesaian suatu proses. Keempat hal tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut: (Sutalaksana, 1979)
·         Bahan-bahan
Harus mempertimbangkan semua alternatif dari bahan yang digunakan, proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, realibilitas, pelayanan, dan waktunya.
·         Operasi
Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat dan pelengkapan yang digunakan. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan, misalnya dengan menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.
·         Pemeriksaan
Pemeriksaan harus mempunyai standar kualitas. Suatu obyek dikatakan memenuhi syarat kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar ternyata lebih baik atau minimal sama. Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik samping atau satu persatu dari semua obyek yang dibuat tentunya cara yang terakhir tersebut dilaksanakan apabila jumlah produksinya sedikit.
·         Waktu
Waktu penyelesaian harus dipersingkat dengan mempertimbangkan semua alternatif mengenai metoda, peralatan dan tentunya penggunaan perlengkapan-perlengkapan khusus.
2.3.4 Peta Aliran Proses
Menurut Sutalaksana (1979), peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau suatu prosedur berlangsung, serta didalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Sedangkan menurut Sritomo (2006), peta aliran proses adalah suatu peta yang menggambarkan semua aktivitas baik aktivitas produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja.

2.3.5 Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi
         Terdapat dua hal utama yang membedakan antara peta proses operasi dengan peta aliran proses. Adapun perbedaan dari kedua peta tersebut, yaitu:
1.   Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada peta proses operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2.   Pada aliran proses menganalisa setiap komponen yang akan diproses secara lebih lengkap dibanding peta proses operasi, dan memungkinkan untuk digunakan disetiap proses atau prosedur, baik di pabrik atau kantor.
2.3.6  Kegunaan Peta Aliran Proses
Secara terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu peta aliran proses. Adapun kegunaan umum dari suatu peta aliran proses, sebagai berikut:
1.      Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
2.      Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur.
3.      Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
4.      Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.
5.      Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi.
2.3.7        Peta Proses Kelompok Kerja
Peta proses kelompok kerja adalah suatu peta yang digunakan untuk menunjukkan beberapa aktivitas dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses atau prosedur kerja, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling bergantungan, artinya suatu hasil kerja secara kelompok dapat berhasil, jika setiap aktivitas dari anggota kelompok-kelompok tersebut berlangsung dengan lancar (Sutalaksana, 1979). Orang yang pertama yang memperkenalkan dan kemudian mengembangkan peta proses kelompok kerja adalah John A. Adridge.
2.3.8 Kegunaan Peta Proses Kelompok Kerja
Sesuai dengan namanya, peta ini dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa aktivitas suatu kelompok kerja. masalah utama jika terjadi kerja sama antara sekelompok orang dimana satu aktivitas dengan lainnya saling bergantung adalah banyaknya dijumpai aktivitas-aktivitas menunggu (delay).
Tujuan utama yang harus dianalisa dari kelompok kerja adalah harus bisa meminimumkan waktu menunggu (delay) ini. Dengan berkurangnya waktu menunggu berarti bisa mencapai tujuan lain yang lebih nyata diantaranya:
1.      Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses.
2.      Bisa mempercepat waktu penyelesaian produk atau proses.

2.4     Peta Pekerja dan Mesin
Peta pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Lambang-lambang yang digunakan pada peta pekerja dan mesin adalah :
1.   Menunjukkan waktu menganggur
Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang menganggur atau salah satu sedang menunggu yang lain.
2.      Menunjukkan kerja tak bergantungan (independent)
Jika ditinjau dari pekerja, maka keadaan ini menunjukkan seorang pekerja yang sedang bekerja dan independent dengan mesin dan pekerja lain.
3.      Menunjukkan kerja kombinasi
Jika ditinjau dari pihak pekerja, maka lambang ini digunakan apabila diantara operator dan mesin atau dengan operator lainnya sedang bekerja secara bersama-sama.
Langkah terakhir setelah semua aktivitas digambarkan, dibuat kesimpulan dalam bentuk ringkasan yang memuat waktu menganggur, waktu kerja dan akhirnya bisa mengetahui waktu penggunaan dari pekerja atau mesin tersebut.
      Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja liannya yang ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja secara  bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu :
·         Operator Bekerja – Mesin Menganggur (idle)
·         Operator Menganggur – Mesin Bekerja.
·         Operator Bekerja – Mesin Bekerja.
·         Operator Menganggur – Mesin Menganggur.
      Pada dasarnya kondisi menganggur (idle), apakah itu terjadi pada operator maupun mesin adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia dan mesin.
2.4.1 Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin
            Informasi paling penting yang diperoleh melalui peta pekerja dan mesin ialah hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja dapat dilakukan, misalnya dengan cara:
1.      Merubah tata letak tempat kerja
2.      Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja
3.      Merancang kembali mesin dan peralatan
4.      Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya.

2.5 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
          Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Sutalaksana, 1979). Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.
2.5.1 Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja, sebagaimana peta-peta yang lain, peta ini pun mempunyai kegunaan yang lebih khusus. Adapun kegunaan dari peta tangan kiri dan tangan kanan, yaitu diantaranya:
1.      Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
2.      Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
3.      Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.
4.      Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.
Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.
Ø    Kegunaan peta tangan kanan-tangan kiri
Peta tangan kanan-tangan kiri berguna untuk memperbaiki sistem kerja. Peta ini mempunyai kegunaan yang ebih khusus, diantaranya:
-          Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
-          Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan    tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
-          Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja.
-          Sebagai alat untuk melatih pekerja baru, dengan cara kerja yang ideal.
Ø    Prinsip-prinsip pembuatan peta tangan kanan-tangan kiri
Elemen-elemen gerak yang biasanya dibagi ke dalam delapan buah elemen sebagai berikut.
o   Menjangkau (Re)
o   Memegang (G)
o   Membawa (M)
o   Mengarahkan (P)
o   Menggunakan (U)
o   Melepas (RI)
o   Menganggur (D)
o   Memegang untuk memakai (H)

Contoh Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

2.6        Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan (Motion Economy)
Untuk menganalisis dan mengevaluasi metode kerja, prinsip-prinsip ekonomi gerakan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Prinsip ekonomi gerakan dapat digunakan untuk menganalisis gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan dapat juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kefgrja yang lain.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/anggota tubuh manusia:
a. Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi keterbatasan dalam melaksanakan gerakan kerja.
b. Bila mungkin kedua tangan (yang sama-sama dibutuhkan untuk melakukan seperti halnya dalam proses perakitan) harus memulai dan menyelesaikan gerakannya dalam waktu yang bersamaan.
c.  Kedua tangan jangan menganggur pada waktu yang bersamaan kecuali sewaktu istirahat.
d. Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
e.  Untuk menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian-bagian tubuh yang memang diperlukan sajalah yang bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga dan kelelahan yang tidak perlu.
f.  Hindari gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan.
g.  Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada bidang yang menyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung:
·         Tempat-tempat tertentu yang tak sering dipindah-pindah harus disediakan untuk semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin).
·         Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari.
·         Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yang terbaik.
·         Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja, dan lain-lain) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Dalam hal ini, prinsip-prinsip anthropometri mutlak harus diterapkan pada saat merancang fasilitas kerja tersebut.
·         Kondisi ruangan pekerja, seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara, dan lain-lain yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis, harus diperhatikan juga sehingga dapat diperoleh area kerja yang lebih baik.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan:
·         Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja.
·         Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai macam pekerjaan sekaligus, baik yang sejenis maupun yang berlainan.
·         Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari-cari. Desain peralatan juga dibuat sedemikian rupa agar memberi kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.
·         Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu – seperti pekerjaan mengetik misalnya – maka beban untuk masing-masing jari tersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing jari.

2.7        Pengukuran waktu kerja tak langsung
a.      Metode time measurement (MTM)
         Pengukuran Waktu Metoda (Methods-Time Measurement) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film.
Sistem ini didefenisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metoda kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dab kemudian menetapkan stantard waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan ,acam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada.
The data for the development of MTM was obtained from motion pictures (using mechanical cameras) of skilled workers performing a wide range of motions.
Each motion was separately defined and tabulated for setting the standard times, MTM was accepted as a standard method in many countries all over the world
 MTM-1 – the basic MTM module
Basic time unit: TMU = time Measurement Unit
1 TMU          = 0.00001 hour
                     = 0.0006 min
                     = 0.036 sec
Elemen dasar
ü  Reach (R): move the hand or finger to a destination – affected by the length of the motion and the type of reach
ü  Move (M): transport an object to a destination – affected by length of a motion, the weight of the object and the type of move
ü  Grasp (G): secure sufficient control on one or more objects with the fingers or hand in order to permit the performance of the next required motion – affected by the size shape and location of the object
ü  Position (P): align, orient, and engage object with another object (when only minor motions required) – affected by the ease of handling, symmetry and the amount of pressure required for insertion
ü  Release (RL): relinquish control of an object by the fingers or hand
ü  Disengage (D): break contact between one object to another – affected by the amount of effort required
ü  Turn (T): the motion employed to turn the hand, either empty or loaded, by a movement that rotates the hand, wrist, and forearm about the long axis of the forearm – affected by the degree of rotation and by the weight of the object
Apply pressure (AP)
Eye Travel (ET): considered only when the eyes must direct the hand or the body movements (includes eye focus and eye travel time) – affected by the distance between the travel points and the distance between the eye to the line of travel
Body leg and foot motion (BMF): other motions which are associated with the body and legs (walking, standing, bending etc.)
b.      MOST
Atau lebih sederhana dikatakan sebagai perpindahan objek. Dalam metode MOST objek dipindahkan menurut dua cara
·         Diambil dan dipindahkan secara bebas
·         Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan atas 3 urutan gerakan yang ketiga-tiganya menggambarkan kerja manual.
1.      Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
2.      Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
3.      Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
         Pemindahan objek secara manual dari satu tempat ke tempat lain secara bebas.
         Dengan urutan kegiatan dalam gerakan umum :
A : jarak gerakan (action distance), terutama dalam arah horizontal
B : gerakan badan (body motion), terutama dalam arah vertikal
G : proses pengendalian (gain control)
P : penempatan (place)
Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
         A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau tidak.
         B gerakan badan
         G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
         P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan
Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
·         A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau tidak.
·         B gerakan badan
·         G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
·         P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan.
Manual Handling
Activity
Seguence Model
Subactivities
General Move
ABG ABP A
A - Action Distances


B - Body Motion


G - Gain Control


P – Place
Controlled Move
ABG MXIA
M - Move controlled


X - Process time


I – Align
Tool Use
ABG ABP ABPA
F – Fasten


L- Loosen


C - Cut


S - Surface treat


R – Record


M - Measure

2.8 Keseimbangan Lintasan (Line Balancing) Produksi
 a. Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi
Dalam suatu industri, perencanaan produksi sangat memegang peranan penting dalam membuat penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Jika pengaturan dan perencanaan yang dilakukan kurang tepat maka akan dapat mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini mengakibatkan lintasan produksi menjadi tidak efisien karena terjadi penumpukan material di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.
Permasalahan keseimbangan lintasan produksi paling banyak terjadi pada proses perakitan dibandingkan pada proses pabrikasi. Pergerakan yang terus menerus kemungkinan besar dicapai dengan operasi-operaasi perakitan yang dibentuk secara manual katika beberapa operasi dapat dibagi dengan durasi waktu yang pendek. Semakin besar fleksibilitas dalam dalam mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan tingkat keseimbangan yang dapat dicapai, hal ini akan membuat aliran yang muls dengan membuat utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi (Nasution, 1999:137). Adanya kombinasi penugasan kerja terhadap operator atau grup operator yang menempati stasiun kerja tertentu juga merupakan awal masalah keseimbangan lintasan produksi, sebab penugasan elemen kerja yang berbeda akan menimbulkan perbedaan dalam jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran produksi tertentu dalam lintasan tersebut. Masalah-masalah yang terjadi pada keseimbangan lintasan dalam suatu lintasan produksi biasanya tampak adanya penumpukan material, waktu tunggu yang tinggi dan operator yang menganggur karena beban kerja yang tidak teratur. Untuk memperbaiki kondisi tersebuut dengan kseimbangan lintasan yaitu dengan menyeimbangkan stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.
Keseimbangan yang sempurna tercapai apabila ada persamaan keluaran (output) dari setiap operasi dalam suatu runtutan lini. Bila keluaran yang dihasilkan tidak sama, maka keluaran maksimum mungkin tercapai untuk lini operasi yang paling lambat. Operasi yang paling lambat menyebabkan ketidakseimbangan dalam lintasan produksi. Keseimbangan pada stasiun kerja berfungsi sebagai sistem keluaran yang efisien. Hasil yang bisa diperoleh dari lintasan yang seimbang akan membawa ke arah perhatian yang lebih serius terhdap metode dan proses kerja. Keseimbangan lintasan juga memerlukan ketrampilan operator yang ditempatkan secara layak pada stasiun-stasiun kerja yang ada. Keuntungan keseimbangan lintasan adalah pembagian tugas secara merata sehingga kemacetan bisa dihindari. (Setiawan, 2000).

2.9 Pengaruh Kecepatan Lintasan Terhadap Penyusunan Stasiun Kerja
Hal yang berpengaruh pada penyusunan stasiun kerja adalah kecepatan lintasan yang ditentukan dari tingkat kapasitas permintaan serta waktu operasi terpanjang. Semakin tinggi kecepatan lintasan, jumlah stasiun kerja yang yang dibutuhkan akan menjadi semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah kecepatan lintasan perkitan maka jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan menjadi semakin sedikit. (Kusuma, 2002).
b.      Presedence Diagram
Precedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. (Baroto, 2002),
Adapun tanda yang dipakai dalam precedence diagram adalah:
1.      Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk mempermudah identifikasi asli dari suatu proses operasi.
2.      Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalm hal ini, operasi yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panah.
3.      Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap proses operasi.
2.10 Line Balancing
a. Waktu Menganggur (Idle Time)
Idle time adalah selisih atau perbedaan antara Cycle Time (CT) dan Stasiun Time (ST), atau CT dikurangi ST. (Baroto, 2002).
Keterangan:
n = Jumlah stasiun kerja
Ws = Waktu stasiun kerja terbesar
Wi =Waktu sebenarnya pada stasiun kerja
i = 1,2,3,…,n
b. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay)
Balance Delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun kerja. Balance Delay dapat dirumuskan sebagai berikut (Baroto, 2002):
Keterangan:
D = Balance Delay (%)
n = Jumlah stasiun kerja
C = Waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ti = Jumlah semua waktu operasi
ti = Waktu operasi
c. Efisiensi Stasiun Kerja
Efisiensi stasiun kerja merupakan rasio antara waktu operasi tiap stasiun kerja (Wi) dan waktu operasi stasiun kerja terbesar (Ws). Efisiensi stasiun kerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Nasution, 1999):
d. Efisiensi Lintasan Produksi (Line Efficiency)
Line Efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus dikalikan jumlah stasiun kerja (Baroto, 2002) atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi jumlah stasiun kerja (Nasution, 1999).
Line Efficiency dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
STi = Waktu stasiun kerja dari ke-i
K = Jumlah stasiun kerja
CT = Waktu siklus
e. Smoothest Indeks
Smoothet Indeks merupakan indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari penyeimbangan lini perakitan tertentu.
Keterangan:
ST max = Maksimum waktu di stasiun
STi = Waktu stasiun di stasiun kerja i
f. Work Station
Work Station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan dilakukan. Setelah menentukan interval waktu siklus, maka jumlah stasiun kerja yang efisien dapat ditetapkan dengan rumus (Baroto, 2002):
Keterangan:
ti =Waktu operasi (elemen)
C = Waktu siklus stasiun kerja
Kmin = Jumlah stasiun kerja minimal.
Waktu  siklus  adalah  interval  waktu  antara  masuknya  material  dengan material kedua ke dalam line produksi. Menghitung waktu siklus :
Tc = Max (waktu departemen 1,2) + waktu departemen 3
-          Balance delay mengindikasikan  jumlah  waktu  yang  hilang  dikarenakan proses balancing yang tidak sempurna. Balance delay dihitung dengan rumus :
Dimana  :
W       : jumlah  pekerja,  karena dalam  1 dept  hanya  ada  1  pekerja, maka jumlah pekerja sama dengan jumlah departemen
Tmax  : Maksimum waktu departemen (waktu  departemen yang terbesar)
Tek     : jumlah waktu proses semua operasi kerja
d        : balance delay (dalam persen)

-          Perhitungan Waktu Standart Line
WS Line = Waktu terlama departemen yang bersifat paralel (departemen 1 dan 2) + waktu departemen yang bersifat seri (departemen 2)
Jika WS lama < WS baru, cek metode baru, berarti perlu diperbaiki
Menghitung Output standart :
Bandingkan juga OS lama dan OS baru, ideal : OS baru > OS lama



BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Obeng
2. Video Kamera
3. Peralatan Stop kontak
4. Program Excel dan Word

   Bagian-bagian Peralatan stop kontak
1.      Kabel
2.      Skrup
3.      Pengait skrup plastic
4.      Rumah stop kontak

3.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Di dalam praktikum peta kerja, langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:
1. Melakukan perakitan stop kontak menggunakan obeng yang telah disediakan dimana kegiatan itu direkam menggunakan video kamera.
2. Hasil video yang telah direkam di breakdown untuk mendapatkan waktu setiap kegiatannya dan dianalisa termasuk dalam elemen Therblig yang mana.
3. Melakukan analisa terhadap data yang telah diambil dan membuat peta kerjanya.



BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Data
Aktivitas Tangan Kiri
Waktu (S)
Simbol / Lambang
Waktu (S)
Aktivitas Tangan Kanan
Diam
00.01
G ( kanan )
M ( kanan )
00.01
Mengambil Kabel
Memegang Rumah Stop Kontak
00.01 – 00.05
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
00.01 – 00.05
Meletakkan Kabel Asa Tempatnya
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
00.05 – 00.08
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
00.05 – 00.08
Mengambil Skrup
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
00.08 – 00.12
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
00.08 – 00.12
Mengambil Pengait Skrup
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
00.12 – 00.18
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
00.12 – 00.18
Mengambil Skrup
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
00.18 – 00.30
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
00.18 – 00.30
Mengambil Obeng
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
00.30 – 00.34
R ( kanan ) G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
00.30 – 00.34
Mengambil Skrup
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
00.34 –00.49
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
00.34 –00.49
Mengambil Obeng Da Mengobeng
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
00.49 -01.00
R ( kanan )
G ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
00.49 -01.00
Menempatkan Posisi Kabel
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
01.00 - 01.15
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
01.00 - 01.15
Mengambil Skrup
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
01.15 – 01.34
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
D
01.15 – 01.34
Mengambil Obeng  Dan Mengobeng
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
01.34 – 02.02
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
D
01.34 – 02.02
Mengambil Skrup Dan Mengobeng
Mengambil Rumah Stop Kontak
02.02 – 02.11
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
02.02 – 02.11
Mengambil Rumah Stop Kontak
Mengambil Skrup
02.11 – 02.13
R ( kiri )
H ( kanan )
D
02.11 – 02.13
Memegang Rumah Stop Kontak
Memegang Rumah Stop Kontak
02.13 – 02.16
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
02.13 – 02.16
Mengambil Skrup
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
02.16 – 02.28
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
02.16 – 02.28
Mengambil Obeng Dan Mengobeng
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
02.28 – 02.32
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
02.28 – 02.32
Mengambil Skrup
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
02.32 – 02.49
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
02.32 – 02.49
Mengambil Obeng Dan Mengobeng
Melepaskan Obyek
02.49 – 02.50
R ( kanan )
Rl ( kanan dan kiri )
02.49 – 02.50
Melepaskan Obyek

4.2 Analisa dan Pembahasan
            Dengan membuat video perakitan stopkontak ini, maka dapat dibuat peta kerja tangan kanan dan tangan kiri yang berguna untuk mengetahui seberapa efisien atau cepat perakitan yang sudah kita lakukan. Setelah melakukan analisa pada video, untuk tangan kiri terdapat 2 elemen yaitu H dan RL. Sedangkan untuk tangan kanan terdapat 6 elemen yaitu, G, M, P, R, U, dan RL. Elemen yang terdapat di tangan kanan dan tangan kiri berbeda jumlahnya karena kerja dari tangan kanan dan tangan kiri berbeda. Tangan kanan terus bekerja dan terus memberikan konstribusi sedangkan tangan kiri hanya sebagai pendukung dan penyempurna produk saja. Namun, waktu kerja pada tangan kanan dan tangan kiri sama yaitu 170 detik atau 1. 50 menit.
            Dalam perakitan ini terdapat delay dari menit ke 01.15 sampai menit ke 02.13. hal ini dikarenakan perakit terlalu lama memposisikan skrup. Kelamaan waktu tersebut diakibatkan karena perakit belum tergolong perakit profesional. Pada perakitan ini kami menggunakan beberapa elemen Therbligs sesuai pada tabel pengolahan data. Pembahasan elemen therbligs yang kami pakai akan dijelaskan di bawah berikut ini:
·         Reach
Reach atau menggapai adalah elemen therbligs yang biasanya digunakan saat mengawali perakitan. Pada proses perakitan stopkontak kali ini reach diguanakan beberapa kali karena komponen – komponen banyak yang masih tergeletak dilantai sehingga kita harus menjangkaunya sebelum memasangnya.
·         Grap
Grap atau memegang elemen ini hampir sama dengan elemen Hold atau menahan bedanya grap  hanya dipegang sebentar saja, biasanya sebelum memegang suatu benda kegiata perakitan dimulai dengan menjangkau dan menggerakan (move) baru setelah itu di pegang (grap). Pada perakitan produk ini elemen grap juga sering dipakai sesuai kebutuhan dan sesuai elemen Reach.
·         Move
Move atau menggerakan suatu benda, elemen move ini digunakan setalah kita menjangkau suatu benda setelah itu menggerakan benda tersebut kemudian baru memegangnya. Pergerakan suatu benda ini sangat mempengaruhi kecepatan suatu proses produksi. Karena jika kita lambat dalam menggerakan benda yang menjadi target maka proses produksi akan membutuhkan waktu yang lama.
·         Position
Position dapat diartikan memposisikan benda pada target yang akan ditujuh untuk melakukan proses perakitan berikutnya. Pada proses perakitan kali ini kita agak terhambat pada peletakkan posisi beberapa komponen. Dikarenakan kami belum menguasai atau belum profesional dalam bidang perakitan. Hal ini lah yang menyebabkan proses perakitan membutuhkan waktu yang lama.
·         Hold
Hold atau menahan suatu komponen, pada perakitan kali ini elemen hold lebih sering digunakan oleh tangan kiri. Karena elemen ini sebagai elemen pendukung atau penunjang suatu perakitan.
·         Use
Use atau memakai adalah elemen gerak Therblig dimana salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung. Pada erakitan yang kami lakukan elemen Use hanya digunakan oleh tangan kanan saja. Karena, tangan kanan pada proses perakitan ini berfungsi sebagai finishing atau penyelesai akhir dari suatu produk. Jadi, hasil produk tergantung pada kecepatan tangan kanan kita saat mengencangkan baut (pada perakitan kali ini)
·         Release
Elemen gerak melepas terjadi saat tangan operator melepas kembali obyek yang dipegang sebelumnya. Pada proses perakitan stopkontak kali ini elemen melepan (release) hanya digunakan saat proses perakitan sudah selesai dan saat meletakkan kerangka pertama, serta saat meletakkan obeng.

      Untuk mengatasi ketidak seimbangan tugas antara tangan kiri dan kanan, maka alternative yang dapat digunakan adalah pengalihfungsian tugas daari tangan kanan ke tangan kiri. Dalam proses perakitan stopkontak ini, tangan kanan lebih dominan dan hampir mengerjakan semua kegiatan.
      Alteratif pertama yang dapat dilakukan adalah, pengambilan skrup yang sebelumnya dilakukan oleh tangan kanan dialih fungsikan atau dilakukan oleh tangan kiri. Dengan begitu, proses perakitan akan cepat selesai.
      Alternatif kedua, stop kontak diberi dudukan / tempat peletakan stop kontak. Dudukan stop kontak dapat berbentuk seperti tatakan kecil yang mengapit badan stop kontak. Fungsinya adalah agar tangan kiri tidak terus menerus memegang stop kontak saat pengerjaan. Sehingga proses perakitan lebih cepat selesai dan waktu kerja lebih efisien.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
      Berdasarkan pengamatan peta kerja yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
·         Proses perakitan stopkontak terdapat 2 gerakan yang dilakukan dengan menggunakan tangan kiri dan 6 gerakan dilakukan oleh tangan kanan .
·         Dalam proses perakitan stopkontak tersebut, secara umum sudah efektif. Namun, terdapat waktu delay  yang tidak seharusnya terjadi. Waktu delay disebabkan karena beberapa hal. Seperti porsi kerja tangan kiri dan kanan yang tidak seimbang, kesalahan saat pemasangan dll.
·         Cara mengatasi wakty delay dengan 2 alternatif, yaitu pengalihfungsian tugas tangan kanan ke tangan kiri, dan penggunaan dudukan atau tatakan untuk badan stop kontak.
·         Perbaikan metode kerja dilakukan dengan cara mengeliminasi elemen-elemen gerakan kerja yang tidak produktif, mengurangi jarak benda kerja, merubah letak peralatan kerja dan merancang layout kerja yang ergonomic. Supaya waktu yang dibutuhkan lebih singkat dari sebelumnya.

5.2 Saran
      Berdasarkan pengamatan peta kerja yang telah dilakukan, saran yang dapat kami sampaikan adalah :
·         Memperhatikan setiap proses pembuatan secara detail agar didapat hasil data yang valid.
·         Pada saat melakukan proses pengolahan dan pengumpulan data sebaiknya memperbanyak referensi agar pada saat proses pengolahan data tidak terjadi kesalahan persepsi.


DAFTAR PUSTAKA

.
-          http://devijulietta.blogspot.co.id/2014/05/peta-kerja.html (diakses pada 20 November 2015)
-          http://diyan.staff.umm.ac.id/2010/02/26/elemen-therblig/ (diakses pada 20 November 2015)
-          http://teknikmanajemenindustri.wordpress.com (diakses pada 20 November 2015)
-          http://thisisfirman.blogspot.co.id/2011/10/peta-peta-kerja.html (diakses pada 20 November 2015)
-          https://nurranisiti.files.wordpress.com/2013/01/pktl-touch-down.pdf (diakses pada 20 November 2015)