BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di dalam menjalankan
suatu kegiatan produksi
barang atau jasa, sering
kali ditemukan aktivitas/
gerakan-gerakan kerja yang
sifatnya tidak produktif. Aktivitas
atau metode kerja
yang tidak efisien
perlu dieliminir supaya kita
bisa mendapatkan waktu
operasi penyelasaian pekerjaan
yang lebih singkat dan hasil yang diperoleh optimal. Berdasarkan keadaan
tersebut maka perlu dilakukan
suatu analisa untuk
mencari, mengembangkan dan menerapkan metode kerja yang lebih
efektif dan efisien.
Peta-peta untuk menganalisa kerja keseluruhan merupakan peta yang
bisa mengungkapkan keadaan
nyata suatu proses
secara keseluruhan yang kemudian bisa digunakan sebagai alat untuk menganalisa proses kerja yang berlangsung. Sedikit
berbeda dengan peta-peta
analisa kerja sebelumnya, maka peta
kerja untuk menganalisa kegiatan
yang dilaksanakan dalam satu stasiun
kerja yang akan
digunakan untuk menganalisa
dan memperbaiki proses kerja
yang ada dalam
suatu stasiun kerja,
sehingga tercapai suatu keadaan
ideal untuk kegiatan
tersebut, ada 3
macam peta-peta kerja
guna menganalisa kerja setempat, yaitu :
ü Peta Pekerja dan Mesin ( man and machine process chart )
ü Peta Kelompok Kerja ( gang process chart )
ü Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri (Right
And Left Process Chart)
Elemen therblig adalah penggolongan elemen kerja ke
dalam beberapa kelompok elemen, yang diperkenalkan pertama kali oleh Gilbert.
Elemen therblig ini berkaitan dengan pembuatan peta tangan kanan dan tangan
kiri. Peta tangan kiri -tangan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat
untuk menganalisis gerakan tangan operator dalam melakukan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua kegiatan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara detail sesuai dengan eiemen therblig yang membentuk gerakan tersebut.
untuk menganalisis gerakan tangan operator dalam melakukan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua kegiatan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara detail sesuai dengan eiemen therblig yang membentuk gerakan tersebut.
Peta kerja adalah suatu alat yang
menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini
kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda
kerja dari masuk ke pabrik sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk
lengkap maupun bagian dari produk lengkap. (http://devijulietta.blogspot.co.id/2014/05/peta-kerja.html)
Pada peta kerja kali ini kami akan
menganalisa video tentang perakitan stopkontak. Nantinya kami akan menganalisa
elemen apa saja yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri. Setelah itu
akan diketahui apakah ada time delay pada
perakitan stopkontak tersebut atau tidak.
Oleh karena itu diadakan praktikum
peta kerja kanan kiri yang bertujuan agar kita mampu membuat peta kerja tangan
kanan dan tangan kiri, menghitung waktu standart, waktu standart line dan
output standart. Selain itu agar kita sebagai calon ahli K3 dapat merancang
meted kerja baru yang lebih sistematis dan efisien.
1.2 Tujuan
ü Mampu membuat dan mem-breakdown elemen kerja
ü Mampu membuat peta tangan kanan dan tangan
kiri
ü Mampu merancang metode kerja baru yang lebih
sistematis dan efisien
BAB
II
DASAR
TEORI
2.1
Pengertian Peta Dasar Therbrig
Elemen therblig adalah penggolongan elemen kerja ke
dalam beberapa kelompok elemen, yang diperkenalkan pertama kali oleh Gilbert.
Elemen therblig ini berkaitan dengan pembuatan peta tangan kanan dan tangan
kiri. Peta tangan kiri -tangan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat
untuk menganalisis gerakan tangan operator dalam melakukan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua kegiatan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara detail sesuai dengan eiemen therblig yang membentuk gerakan tersebut.
untuk menganalisis gerakan tangan operator dalam melakukan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua kegiatan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara detail sesuai dengan eiemen therblig yang membentuk gerakan tersebut.
Pada elemen therblig ada 17 gerakan dasar diantaranya
adalah: mencari
(search), memegang (hold), menjangkau (reach), mengambil (grasp), memakai (use), membawa dengan beban (move), mengarahkan (position), merakit (assembly), memeriksa (inspection), melepas (release), keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable delay), dan lain-lain.
(search), memegang (hold), menjangkau (reach), mengambil (grasp), memakai (use), membawa dengan beban (move), mengarahkan (position), merakit (assembly), memeriksa (inspection), melepas (release), keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable delay), dan lain-lain.
Gerakan elemen Therblig diuraikan menjadi 17 gerakan
dasar yaitu:
·
Search
(S)
Merupakan
elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi
suatu obyek, dalam hal ini dilakukan oleh mata. Gerakan ini dimulai
pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek
tersebut sudah ditemukan.
suatu obyek, dalam hal ini dilakukan oleh mata. Gerakan ini dimulai
pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek
tersebut sudah ditemukan.
·
Select
(SE)
Merupakan
gerakan kerja untuk menemukan atau memilih suatu obyek
diantara dua atau lebih obyek yang sama lainnya.
diantara dua atau lebih obyek yang sama lainnya.
·
Grasp
(G)
Merupakan
elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup
jari-jari tangan pada obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi
kerja.
jari-jari tangan pada obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi
kerja.
·
Reach
(RE)
Merupakan
gerakan yang menggambarkan gerakan tangan berpindah
tempat tanpa beban atau hambatan baik gerakan menuju atau menjauhi
obyek.
tempat tanpa beban atau hambatan baik gerakan menuju atau menjauhi
obyek.
·
Move
(M)
Merupakan
gerakan perpindahan tangan, hanya di sini tangan bergerak
dalam kondisi membawa beban.
dalam kondisi membawa beban.
·
Hold (H)
Elemen
gerakan yang terjadi pada saat tangan memegang obyek tanpa
menggerakkan obyek tersebut.
menggerakkan obyek tersebut.
·
Release
(RL)
Elemen
gerakan yang terjadi pada saat tangan operator melepaskan
kembali terhadap obyek yang dipegang sebelumnya.
kembali terhadap obyek yang dipegang sebelumnya.
·
Position
(P)
Elemen
gerakan yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasi
yang dituju secara tepat.
yang dituju secara tepat.
·
Pre-Position
(PP)
Elemen
gerakan yang mengarahkan obyek pada suatu tempat
sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek benar-benar
dilakukan maka dengan mudah obyek akan bisa dipegang dan dibawa
ke arah tujuan yang dikehendaki.
sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek benar-benar
dilakukan maka dengan mudah obyek akan bisa dipegang dan dibawa
ke arah tujuan yang dikehendaki.
·
Inspect
(I)
Langkah
kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi
persyaratan kualitas yang ditetapkan.
persyaratan kualitas yang ditetapkan.
·
Assembly
(A)
Elemen
gerakan yang menghubungkan dua obyek atau lebih menjadi
satu kesatuan.
satu kesatuan.
·
Dis-Assembly
(DA)
Elemen
gerakan yang memisahkan atau menguraikan dua obyek yang
tergabung menjadi satu menjadi obyek-obyek terpisah.
tergabung menjadi satu menjadi obyek-obyek terpisah.
·
Use
(U)
Elemen
gerakan dimana salah satu atau kedua tangan digunakan unruk
memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan tertentu.
memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan tertentu.
·
Unavoidable
Delay (UD)
Kondisi
kerja ini merupakan kondisi yang diakibatkan oleh hal-hal
yang di luar kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadap
proses kerja yang sedang berlangsung.
yang di luar kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadap
proses kerja yang sedang berlangsung.
·
Avoidable
Delay (AD)
Waktu
menganggur yang terjadi selama siklus kerja yang dapat
dihindarkan.
dihindarkan.
·
Plan
(P)
Merencanakan
merupakan proses mental dimana operator berhenti
sejenak bekerja dan memikirkan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
sejenak bekerja dan memikirkan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
·
Rest
to Overcome Fatiaue (R)
Waktu
untuk memulihkan kondisi badan dari kelelahan fisik
Sumber
: http://diyan.staff.umm.ac.id/2010/02/26/elemen-therblig/
2.2
Peta-Peta Kerja
Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas dan sekaligus yang bisa mendapatkan
informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja
(Sutalaksana, 1979). Fungsi peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjaan
sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja
(www.digilib.petra.ac.id). Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki suatu metoda kerja terutama dalam suatu proses produksi, yaitu
jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin,
bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus
disediakan, dan sebagainya.
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas (Sutalaksana, 1979). Lewat peta-peta ini dapat dilihat
semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai
masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah
yang dialami, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,
sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian
dari suatu produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap. Pada
dasarnya, semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi
secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk
menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan
kerja.
2.2.1
Lambang-Lambang yang Digunakan
Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang sekarang
ini dikembangkan oleh Gilberth. Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa
dipakai dalam membuat suatu peta kerja. Kemudian pada tahun berikutnya, jumlah
lambang-lambang tersebut disederhanakan, sehingga hanya tinggal empat macam,
yaitu (Sutalaksana, 1979) :
Gambar
2.1 Lambang-lambang Peta-peta Kerja
Sumber : Maribelajarapk.blogspot.com
Tahun 1947, ASME (American
Siciety of Mechanical Engineers) membuat standar lambang-lambang yang
terdiri dari 5 macam lambang. Lambang-lambang ini merupakan modifikasi dari
lambang yang digunakan oleh Gilberth, yaitu lingkaran kecil diganti dengan anak
panah untuk kejadian transportasi dan menambah lambang baru (D) untuk kejadian
menunggu. Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sutalaksana,
1979).
1.
Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja
mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi
maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi
merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses, dan biasanya
terjadi pada suatu mesin atau stasiun kerja. Lambang ini juga bisa digunakan untuk menyatakan
aktifitas administrasi.
2.
Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja
atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.
Lambang ini digunakan jika dilakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek atau
membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar. Suatu pemeriksaan tidak
menjuruskan bahan ke arah menjadi suatu barang jadi.
3.
Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja,
pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan
bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi
atau disebabkan oleh petugas pada tempat bekerja waktu operasi atau pemeriksaan
berlangsung bukanlah merupakan transportasi.
4.
Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja dan
perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Kejadian ini
menunjukkan bahwa suatu obyek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan
sampai diperlukan kembali.
5.
Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan
untuk jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil
kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu. Lambang ini
digunakan untuk menyatakan suatu obyek yang mengalami penyimpanan permanen,
yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu.
Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara
kegiatan menunggu dan penyimpanan.
Selain kelima lambang di atas, bisa menggunakan lambang
lain apabila merasa perlu untuk mencatat suatu aktivitas yang memang terjadi
selam proses berlangsung dan tidak terungkapkan oleh lambang-lambang tadi.
Lambang tersebut ialah Aktivitas Gabungan. Kegiatan ini terjadi apabila
aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu
tempat kerja
2.3 Macam-Macam
Peta Kerja
Pada dasarnya
peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua kelompok besar
berdasarkan kegiatannya, yaitu (Sutalaksana, 1979):
·
Peta-peta
kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan
·
Peta-peta
kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat
Suatu kegiatan
disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan
sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang
bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila
kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya
melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas.
Hubungan antara kedua
macam kegiatan di atas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk
diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan.
Masing-masing peta kerja yang termasuk dalam kedua kelompok diatas, antara
lain:
1.
Yang
termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan
a. Peta Proses Operasi.
b. Peta Aliran Proses.
c. Diagram Aliran.
d. Peta Proses Kelompok Kerja.
2.
Yang
termasuk kelompok kegiatan kerja setempat
a. Peta Pekerja dan Mesin.
b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan.
2.3.1 Peta Proses Operasi
Menurut Sutalaksana
(1979), peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-bahan) baku mengenai
urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Peta proses operasi merupakan suatu peta
yang menggambarkan urutan-urutan proses atau operasi inspeksi, waktu
kelonggaran, dan pemakaian material di dalam proses produksi secara sistematis
dan jelas mulai dari awal bahan baku sampai menjadi produk jadi yang utuh
maupun sebagai komponen (www.digilib.petra.ac.id). Sejak dari awal sampai
menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat
informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu
yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang
dipakai. Jadi, dalam suatu peta proses operasi dicatat hanyalah
kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses
dicatat tentang penyimpanan.
2.3.2 Kegunaan Peta Proses Operasi
Adanya
informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, bisa
diperoleh banyak manfaat. Adapun kegunaan dari peta proses operasi, yaitu:
-
Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
-
Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
-
Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik
- Sebagai alat untuk melakukan cara kerja yang sedang
dipakai
-
Sebagai alat untuk latihan kerja
2.3.3
Analisa Suatu Peta Proses Operasi
Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh
suatu proses kerja yang baik melalui analisa peta proses operasi, yaitu analisa
terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan, dan terhadap waktu penyelesaian
suatu proses. Keempat hal tersebut
di atas, dapat diuraikan sebagai berikut: (Sutalaksana, 1979)
·
Bahan-bahan
Harus mempertimbangkan semua
alternatif dari bahan yang digunakan, proses penyelesaian dan toleransi
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, realibilitas, pelayanan, dan
waktunya.
·
Operasi
Juga dalam hal ini harus
dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan,
pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat
dan pelengkapan yang digunakan. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan, misalnya
dengan menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan
operasi-operasi yang terjadi.
·
Pemeriksaan
Pemeriksaan harus mempunyai standar kualitas. Suatu obyek
dikatakan memenuhi syarat kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar ternyata
lebih baik atau minimal sama. Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik
samping atau satu persatu dari semua obyek yang dibuat tentunya cara yang
terakhir tersebut dilaksanakan apabila jumlah produksinya sedikit.
·
Waktu
Waktu penyelesaian harus dipersingkat
dengan mempertimbangkan semua alternatif mengenai metoda, peralatan dan
tentunya penggunaan perlengkapan-perlengkapan khusus.
2.3.4
Peta Aliran Proses
Menurut Sutalaksana
(1979), peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan dari
operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi
selama satu proses atau suatu prosedur berlangsung, serta didalamnya memuat
pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang
dibutuhkan dan jarak perpindahan. Sedangkan menurut Sritomo (2006), peta aliran
proses adalah suatu peta yang menggambarkan semua aktivitas baik aktivitas
produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja.
2.3.5 Perbedaan Peta
Aliran Proses dan Peta Proses Operasi
Terdapat dua hal utama yang membedakan antara peta proses
operasi dengan peta aliran proses. Adapun perbedaan dari kedua peta tersebut,
yaitu:
1.
Peta
aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk
transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada peta proses operasi,
terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2.
Pada aliran proses menganalisa setiap
komponen yang akan diproses secara lebih lengkap dibanding peta proses operasi,
dan memungkinkan untuk digunakan disetiap proses atau prosedur, baik di pabrik
atau kantor.
2.3.6 Kegunaan Peta Aliran Proses
Secara terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari
suatu peta aliran proses. Adapun kegunaan umum dari suatu peta aliran proses,
sebagai berikut:
1.
Bisa
digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal masuk
dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
2. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu
penyelesaian suatu proses atau prosedur.
3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang
dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur
berlangsung.
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses
atau metode kerja.
5. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang
dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta
ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk mengetahui
tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan
pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan untuk menghilangkan
ongkos-ongkos yang tersembunyi.
2.3.7
Peta
Proses Kelompok Kerja
Peta proses kelompok kerja adalah suatu peta yang
digunakan untuk menunjukkan beberapa aktivitas dari sekelompok orang yang
bekerja bersama-sama dalam suatu proses atau prosedur kerja, dimana satu
aktivitas dengan aktivitas lainnya saling bergantungan, artinya suatu hasil
kerja secara kelompok dapat berhasil, jika setiap aktivitas dari anggota
kelompok-kelompok tersebut berlangsung dengan lancar (Sutalaksana, 1979). Orang
yang pertama yang memperkenalkan dan kemudian mengembangkan peta proses
kelompok kerja adalah John A. Adridge.
2.3.8 Kegunaan Peta Proses Kelompok Kerja
Sesuai dengan
namanya, peta ini dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa aktivitas
suatu kelompok kerja. masalah utama jika terjadi kerja sama antara sekelompok
orang dimana satu aktivitas dengan lainnya saling bergantung adalah banyaknya
dijumpai aktivitas-aktivitas menunggu (delay).
Tujuan utama yang harus dianalisa dari kelompok kerja
adalah harus bisa meminimumkan waktu menunggu (delay) ini. Dengan
berkurangnya waktu menunggu berarti bisa mencapai tujuan lain yang lebih nyata
diantaranya:
1. Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses.
2. Bisa mempercepat waktu penyelesaian produk atau proses.
2.4
Peta Pekerja dan Mesin
Peta pekerja dan
mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja
dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Lambang-lambang yang digunakan pada peta pekerja dan
mesin adalah :
1.
Menunjukkan
waktu menganggur
Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang
menganggur atau salah satu sedang menunggu yang lain.
2.
Menunjukkan
kerja tak bergantungan (independent)
Jika ditinjau dari pekerja, maka keadaan ini menunjukkan
seorang pekerja yang sedang bekerja dan independent dengan mesin dan
pekerja lain.
3.
Menunjukkan
kerja kombinasi
Jika ditinjau dari pihak pekerja, maka lambang ini
digunakan apabila diantara operator dan mesin atau dengan operator lainnya
sedang bekerja secara bersama-sama.
Langkah terakhir
setelah semua aktivitas digambarkan, dibuat kesimpulan dalam bentuk ringkasan
yang memuat waktu menganggur, waktu kerja dan akhirnya bisa mengetahui waktu
penggunaan dari pekerja atau mesin tersebut.
Peta pekerja mesin ini akan menunjukan
hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja) dan siklus operasi
dari mesin atau fasilitas kerja liannya yang ditangani oleh pekerja dan mesin
ini sering bekerja secara bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi
hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu :
·
Operator
Bekerja – Mesin Menganggur (idle)
·
Operator
Menganggur – Mesin Bekerja.
·
Operator
Bekerja – Mesin Bekerja.
·
Operator
Menganggur – Mesin Menganggur.
Pada dasarnya kondisi menganggur (idle),
apakah itu terjadi pada operator maupun mesin adalah suatu hal yang merugikan.
Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak ditekan seminimal
mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia dan mesin.
2.4.1 Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin
Informasi paling penting yang diperoleh melalui peta pekerja dan mesin ialah
hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang
ditanganinya. Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan
kerja dapat dilakukan, misalnya dengan cara:
1.
Merubah
tata letak tempat kerja
2.
Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja
3.
Merancang kembali mesin dan peralatan
4.
Menambah
pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya.
2.5 Peta Tangan
Kiri dan Tangan Kanan
Peta
tangan kiri dan tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk
menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang
diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Sutalaksana, 1979). Peta ini
menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang
dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan
antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan
suatu pekerjaan.
2.5.1 Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta tangan kiri dan
tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja, sebagaimana
peta-peta yang lain, peta ini pun mempunyai kegunaan yang lebih khusus. Adapun
kegunaan dari peta tangan kiri dan tangan kanan, yaitu diantaranya:
1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi
kelelahan.
2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak
efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.
4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara
kerja yang ideal.
Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu
menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan
perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan
ketika melakukan suatu pekerjaan.
Ø Kegunaan peta
tangan kanan-tangan kiri
Peta tangan kanan-tangan kiri
berguna untuk memperbaiki sistem kerja. Peta ini mempunyai kegunaan yang ebih
khusus, diantaranya:
-
Menyeimbangkan
gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
-
Menghilangkan
atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan
mempersingkat waktu kerja.
-
Sebagai
alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja.
-
Sebagai
alat untuk melatih pekerja baru, dengan cara kerja yang ideal.
Ø Prinsip-prinsip
pembuatan peta tangan kanan-tangan kiri
Elemen-elemen gerak yang biasanya
dibagi ke dalam delapan buah elemen sebagai berikut.
o Menjangkau (Re)
o Memegang (G)
o Membawa (M)
o Mengarahkan (P)
o Menggunakan (U)
o Melepas (RI)
o Menganggur (D)
o Memegang untuk memakai
(H)
Contoh Peta Tangan
Kiri dan Tangan Kanan
2.6
Prinsip-prinsip
Ekonomi Gerakan (Motion Economy)
Untuk menganalisis
dan mengevaluasi metode kerja, prinsip-prinsip ekonomi gerakan merupakan salah
satu aspek yang perlu diperhatikan. Prinsip ekonomi gerakan dapat digunakan
untuk menganalisis gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah
stasiun kerja dan dapat juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung
secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kefgrja yang lain.
Prinsip
ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/anggota tubuh manusia:
a. Manusia
memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi keterbatasan dalam
melaksanakan gerakan kerja.
b. Bila
mungkin kedua tangan (yang sama-sama dibutuhkan untuk melakukan seperti halnya
dalam proses perakitan) harus memulai dan menyelesaikan gerakannya dalam waktu
yang bersamaan.
c. Kedua
tangan jangan menganggur pada waktu yang bersamaan kecuali sewaktu istirahat.
d. Gerakan
tangan harus simetris dan berlawanan arah.
e. Untuk
menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian-bagian tubuh yang memang diperlukan
sajalah yang bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga dan kelelahan yang
tidak perlu.
f. Hindari
gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan.
g. Pekerjaan
harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada bidang yang
menyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus.
Prinsip ekonomi
gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung:
·
Tempat-tempat tertentu yang tak sering
dipindah-pindah harus disediakan untuk semua alat dan bahan sehingga dapat
menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin).
·
Letakkan bahan dan peralatan pada jarak
yang dapat dengan mudah dan nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha
mencari-cari.
·
Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yang terbaik.
·
Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja,
dan lain-lain) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat
melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Dalam hal ini,
prinsip-prinsip anthropometri mutlak harus diterapkan pada saat merancang
fasilitas kerja tersebut.
·
Kondisi ruangan pekerja, seperti
penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara, dan lain-lain yang
berkaitan dengan persyaratan ergonomis, harus diperhatikan juga sehingga dapat
diperoleh area kerja yang lebih baik.
Prinsip ekonomi
gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan:
·
Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh
(manual) apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja.
·
Usahakan menggunakan peralatan kerja yang
dapat melaksanakan berbagai macam pekerjaan sekaligus, baik yang sejenis maupun
yang berlainan.
·
Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja
pada posisi tepat dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada
saat diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari-cari. Desain peralatan juga
dibuat sedemikian rupa agar memberi kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.
·
Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu
– seperti pekerjaan mengetik misalnya – maka beban untuk masing-masing jari
tersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki oleh
masing-masing jari.
2.7
Pengukuran
waktu kerja tak langsung
a.
Metode time measurement
(MTM)
Pengukuran Waktu Metoda (Methods-Time
Measurement) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan
berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja
industri yang direkam dalam film.
Sistem ini didefenisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa
setiap operasi atau metoda kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan
dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dab kemudian
menetapkan stantard waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan ,acam
gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada.
The data for the
development of MTM was obtained from motion pictures (using mechanical cameras)
of skilled workers performing a wide range of motions.
Each motion was
separately defined and tabulated for setting the standard times, MTM was
accepted as a standard method in many countries all over the world
MTM-1 – the basic MTM module
Basic time unit: TMU = time Measurement Unit
1 TMU = 0.00001 hour
= 0.0006
min
= 0.036
sec
Elemen dasar
ü Reach (R): move the hand
or finger to a destination – affected by the length of the motion and the type
of reach
ü Move (M): transport an
object to a destination – affected by length of a motion, the weight of the
object and the type of move
ü Grasp (G): secure
sufficient control on one or more objects with the fingers or hand in order to
permit the performance of the next required motion – affected by the size shape
and location of the object
ü Position (P): align,
orient, and engage object with another object (when only minor motions
required) – affected by the ease of handling, symmetry and the amount of
pressure required for insertion
ü Release (RL): relinquish
control of an object by the fingers or hand
ü Disengage (D): break
contact between one object to another – affected by the amount of effort
required
ü Turn (T): the motion
employed to turn the hand, either empty or loaded, by a movement that rotates
the hand, wrist, and forearm about the long axis of the forearm – affected by
the degree of rotation and by the weight of the object
Apply pressure (AP)
Eye Travel (ET): considered only when the eyes must direct the
hand or the body movements (includes eye focus and eye travel time) – affected
by the distance between the travel points and the distance between the eye to
the line of travel
Body leg and foot motion (BMF): other motions which are associated
with the body and legs (walking, standing, bending etc.)
b. MOST
Atau lebih sederhana dikatakan sebagai perpindahan objek.
Dalam metode MOST objek dipindahkan menurut dua cara
·
Diambil dan dipindahkan secara bebas
·
Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan
gerakan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dilakukan pemisahan model urutan
kegiatan dalam metode MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan
atas 3 urutan gerakan yang ketiga-tiganya menggambarkan kerja manual.
1. Urutan Gerakan Umum (The general move
sequence).
2. Urutan gerakan terkendali (The controlled
move sequence).
3. Urutan gerakan memakai alat (The tool use
sequence).
Urutan Gerakan Umum
(The general move sequence).
•
Pemindahan objek secara manual
dari satu tempat ke tempat lain secara bebas.
•
Dengan urutan kegiatan dalam
gerakan umum :
A : jarak
gerakan (action distance), terutama dalam arah horizontal
B : gerakan
badan (body motion), terutama dalam arah vertikal
G : proses
pengendalian (gain control)
P :
penempatan (place)
Urutan gerakan terkendali (The controlled
move sequence).
•
A meliputi semua gerakan atau
perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau tidak.
•
B gerakan badan
•
G semua gerakan manual yang dilakukan
untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
•
P meluruskan objek, mengurut
objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan
Urutan gerakan
memakai alat (The tool use sequence).
·
A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan
pembebanan atau tidak.
·
B gerakan badan
·
G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek
dan juga gerak melepaskan pengendalian.
·
P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan.
Manual Handling
|
||
Activity
|
Seguence Model
|
Subactivities
|
General Move
|
ABG ABP A
|
A - Action Distances
|
|
|
B - Body Motion
|
|
|
G - Gain Control
|
|
|
P – Place
|
Controlled Move
|
ABG MXIA
|
M - Move controlled
|
|
|
X - Process time
|
|
|
I – Align
|
Tool Use
|
ABG ABP ABPA
|
F – Fasten
|
|
|
L- Loosen
|
|
|
C - Cut
|
|
|
S - Surface treat
|
|
|
R – Record
|
|
|
M - Measure
|
2.8 Keseimbangan Lintasan (Line
Balancing) Produksi
a.
Permasalahan Keseimbangan Lintasan
Produksi
Dalam suatu
industri, perencanaan produksi sangat memegang peranan penting dalam membuat
penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja
yang harus dilakukan. Jika pengaturan dan perencanaan yang dilakukan kurang
tepat maka akan dapat mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi
mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini
mengakibatkan lintasan produksi menjadi tidak efisien karena terjadi penumpukan
material di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.
Permasalahan keseimbangan lintasan produksi paling banyak
terjadi pada proses perakitan dibandingkan pada proses pabrikasi. Pergerakan
yang terus menerus kemungkinan besar dicapai dengan operasi-operaasi perakitan
yang dibentuk secara manual katika beberapa operasi dapat dibagi dengan durasi
waktu yang pendek. Semakin besar fleksibilitas dalam dalam mengkombinasikan
beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan tingkat
keseimbangan yang dapat dicapai, hal ini akan membuat aliran yang muls dengan
membuat utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi (Nasution, 1999:137).
Adanya kombinasi penugasan kerja terhadap operator atau grup operator yang
menempati stasiun kerja tertentu juga merupakan awal masalah keseimbangan
lintasan produksi, sebab penugasan elemen kerja yang berbeda akan menimbulkan
perbedaan dalam jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerjaan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran produksi tertentu dalam lintasan
tersebut. Masalah-masalah yang terjadi pada keseimbangan lintasan dalam suatu
lintasan produksi biasanya tampak adanya penumpukan material, waktu tunggu yang
tinggi dan operator yang menganggur karena beban kerja yang tidak teratur.
Untuk memperbaiki kondisi tersebuut dengan kseimbangan lintasan yaitu dengan
menyeimbangkan stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.
Keseimbangan yang sempurna tercapai apabila ada persamaan
keluaran (output) dari setiap operasi dalam suatu runtutan lini. Bila
keluaran yang dihasilkan tidak sama, maka keluaran maksimum mungkin tercapai
untuk lini operasi yang paling lambat. Operasi yang paling lambat menyebabkan
ketidakseimbangan dalam lintasan produksi. Keseimbangan pada stasiun kerja
berfungsi sebagai sistem keluaran yang efisien. Hasil yang bisa diperoleh dari
lintasan yang seimbang akan membawa ke arah perhatian yang lebih serius terhdap
metode dan proses kerja. Keseimbangan lintasan juga memerlukan ketrampilan
operator yang ditempatkan secara layak pada stasiun-stasiun kerja yang ada.
Keuntungan keseimbangan lintasan adalah pembagian tugas secara merata sehingga
kemacetan bisa dihindari. (Setiawan, 2000).
2.9 Pengaruh Kecepatan Lintasan Terhadap Penyusunan
Stasiun Kerja
Hal yang berpengaruh pada penyusunan stasiun kerja adalah
kecepatan lintasan yang ditentukan dari tingkat kapasitas permintaan serta
waktu operasi terpanjang. Semakin tinggi kecepatan lintasan, jumlah stasiun
kerja yang yang dibutuhkan akan menjadi semakin banyak. Sebaliknya, semakin
rendah kecepatan lintasan perkitan maka jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan
menjadi semakin sedikit. (Kusuma, 2002).
b. Presedence Diagram
Precedence diagram digunakan
sebelum melangkah pada penyelesaian menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence
diagram sebenarnya merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi
kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk
memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya.
(Baroto, 2002),
Adapun tanda yang dipakai dalam precedence diagram
adalah:
1.
Simbol lingkaran dengan huruf atau
nomor di dalamnya untuk mempermudah identifikasi asli dari suatu proses
operasi.
2. Tanda panah
menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalm hal ini, operasi
yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung
anak panah.
3. Angka di atas
simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap proses operasi.
2.10 Line Balancing
a. Waktu
Menganggur (Idle Time)
Idle time adalah selisih atau perbedaan
antara Cycle Time (CT) dan Stasiun Time (ST), atau CT dikurangi
ST. (Baroto, 2002).
Keterangan:
n = Jumlah stasiun kerja
Ws = Waktu stasiun kerja terbesar
Wi
=Waktu sebenarnya pada stasiun kerja
i = 1,2,3,…,n
b. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay)
Balance Delay merupakan
ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu mengganggur
sebenarnya yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang sempurna di antara
stasiun-stasiun kerja. Balance Delay dapat dirumuskan sebagai berikut
(Baroto, 2002):
Keterangan:
D = Balance
Delay (%)
n = Jumlah
stasiun kerja
C = Waktu
siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ti
= Jumlah semua waktu operasi
ti
= Waktu operasi
c. Efisiensi Stasiun Kerja
Efisiensi
stasiun kerja merupakan rasio antara waktu operasi tiap stasiun kerja (Wi)
dan waktu operasi stasiun kerja terbesar (Ws). Efisiensi
stasiun kerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Nasution, 1999):
d. Efisiensi Lintasan Produksi (Line Efficiency)
Line Efficiency merupakan
rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus dikalikan jumlah
stasiun kerja (Baroto, 2002) atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi jumlah
stasiun kerja (Nasution, 1999).
Line Efficiency dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
STi =
Waktu stasiun kerja dari ke-i
K = Jumlah
stasiun kerja
CT = Waktu
siklus
e. Smoothest Indeks
Smoothet Indeks
merupakan indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari penyeimbangan
lini perakitan tertentu.
Keterangan:
ST max =
Maksimum waktu di stasiun
STi =
Waktu stasiun di stasiun kerja i
f. Work Station
Work Station merupakan
tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan dilakukan. Setelah
menentukan interval waktu siklus, maka jumlah stasiun kerja yang efisien dapat
ditetapkan dengan rumus (Baroto, 2002):
Keterangan:
ti
=Waktu operasi (elemen)
C = Waktu
siklus stasiun kerja
Kmin = Jumlah
stasiun kerja minimal.
Waktu
siklus adalah interval
waktu antara masuknya
material dengan material kedua ke
dalam line produksi. Menghitung waktu siklus :
Tc = Max (waktu departemen 1,2) + waktu
departemen 3
-
Balance delay mengindikasikan jumlah waktu
yang hilang dikarenakan proses balancing yang tidak
sempurna. Balance delay dihitung dengan rumus :
Dimana
:
W :
jumlah pekerja, karena dalam
1 dept hanya ada
1 pekerja, maka jumlah pekerja
sama dengan jumlah departemen
Tmax :
Maksimum waktu departemen (waktu
departemen yang terbesar)
Tek :
jumlah waktu proses semua operasi kerja
d :
balance delay (dalam persen)
-
Perhitungan
Waktu Standart Line
WS Line = Waktu terlama departemen yang bersifat paralel
(departemen 1 dan 2) + waktu departemen yang bersifat seri (departemen 2)
Jika WS lama < WS baru, cek metode baru,
berarti perlu diperbaiki
Menghitung Output standart :
Bandingkan juga OS lama dan OS baru, ideal :
OS baru > OS lama
BAB III
Metodologi
Penelitian
3.1 Peralatan
yang Digunakan
Peralatan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Obeng
2.
Video Kamera
3.
Peralatan Stop kontak
4.
Program Excel dan Word
Bagian-bagian Peralatan stop kontak
1. Kabel
2. Skrup
3. Pengait
skrup plastic
4. Rumah
stop kontak
3.2 Prosedur
Pelaksanaan Praktikum
Di
dalam praktikum peta kerja, langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:
1. Melakukan perakitan stop kontak menggunakan obeng yang
telah disediakan dimana kegiatan itu direkam menggunakan video kamera.
2. Hasil video yang telah direkam di breakdown untuk
mendapatkan waktu setiap kegiatannya dan dianalisa termasuk dalam elemen Therblig
yang mana.
3. Melakukan analisa terhadap data yang telah diambil dan
membuat peta kerjanya.
BAB
IV
ANALISA
DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengolahan Data
Aktivitas Tangan Kiri
|
Waktu (S)
|
Simbol / Lambang
|
Waktu (S)
|
Aktivitas Tangan Kanan
|
Diam
|
00.01
|
G ( kanan )
M ( kanan )
|
00.01
|
Mengambil Kabel
|
Memegang Rumah Stop Kontak
|
00.01 – 00.05
|
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
00.01 – 00.05
|
Meletakkan Kabel Asa Tempatnya
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
00.05 – 00.08
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
00.05 – 00.08
|
Mengambil Skrup
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
00.08 – 00.12
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
00.08 – 00.12
|
Mengambil Pengait Skrup
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
00.12 – 00.18
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
00.12 – 00.18
|
Mengambil Skrup
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
00.18 – 00.30
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
|
00.18 – 00.30
|
Mengambil Obeng
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
00.30 – 00.34
|
R ( kanan ) G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
00.30 – 00.34
|
Mengambil Skrup
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
00.34 –00.49
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
|
00.34 –00.49
|
Mengambil Obeng Da Mengobeng
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
00.49 -01.00
|
R ( kanan )
G ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
00.49 -01.00
|
Menempatkan Posisi Kabel
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
01.00 - 01.15
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
01.00 - 01.15
|
Mengambil Skrup
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
01.15 – 01.34
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
D
|
01.15 – 01.34
|
Mengambil Obeng Dan
Mengobeng
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
01.34 – 02.02
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
D
|
01.34 – 02.02
|
Mengambil Skrup Dan Mengobeng
|
Mengambil Rumah Stop Kontak
|
02.02 – 02.11
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
|
02.02 – 02.11
|
Mengambil Rumah Stop Kontak
|
Mengambil Skrup
|
02.11 – 02.13
|
R ( kiri )
H ( kanan )
D
|
02.11 – 02.13
|
Memegang Rumah Stop Kontak
|
Memegang Rumah Stop Kontak
|
02.13 – 02.16
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
02.13 – 02.16
|
Mengambil Skrup
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
02.16 – 02.28
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
|
02.16 – 02.28
|
Mengambil Obeng Dan Mengobeng
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
02.28 – 02.32
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
H ( kiri )
|
02.28 – 02.32
|
Mengambil Skrup
|
Memegang Kabel Dan Rumah Stop Kontak
|
02.32 – 02.49
|
R ( kanan )
G ( kanan )
M ( kanan )
P ( kanan )
U ( kanan )
H ( kiri )
|
02.32 – 02.49
|
Mengambil Obeng Dan Mengobeng
|
Melepaskan Obyek
|
02.49 – 02.50
|
R ( kanan )
Rl ( kanan dan kiri )
|
02.49 – 02.50
|
Melepaskan Obyek
|
4.2
Analisa dan Pembahasan
Dengan
membuat video perakitan stopkontak ini, maka dapat dibuat peta kerja tangan
kanan dan tangan kiri yang berguna untuk mengetahui seberapa efisien atau cepat
perakitan yang sudah kita lakukan. Setelah melakukan analisa pada video, untuk
tangan kiri terdapat 2 elemen yaitu H dan RL. Sedangkan untuk tangan kanan
terdapat 6 elemen yaitu, G, M, P, R, U, dan RL. Elemen yang terdapat di tangan
kanan dan tangan kiri berbeda jumlahnya karena kerja dari tangan kanan dan
tangan kiri berbeda. Tangan kanan terus bekerja dan terus memberikan
konstribusi sedangkan tangan kiri hanya sebagai pendukung dan penyempurna
produk saja. Namun, waktu kerja pada tangan kanan dan tangan kiri sama yaitu 170
detik atau 1. 50 menit.
Dalam perakitan ini terdapat delay dari menit ke 01.15 sampai menit ke
02.13. hal ini dikarenakan perakit terlalu lama memposisikan skrup. Kelamaan
waktu tersebut diakibatkan karena perakit belum tergolong perakit profesional.
Pada perakitan ini kami menggunakan beberapa elemen Therbligs sesuai pada tabel pengolahan data. Pembahasan elemen therbligs yang kami pakai akan
dijelaskan di bawah berikut ini:
·
Reach
Reach atau
menggapai adalah elemen therbligs
yang biasanya digunakan saat mengawali perakitan. Pada proses perakitan stopkontak
kali ini reach diguanakan beberapa
kali karena komponen – komponen banyak yang masih tergeletak dilantai sehingga
kita harus menjangkaunya sebelum memasangnya.
·
Grap
Grap
atau memegang elemen ini hampir sama dengan elemen Hold atau menahan bedanya grap
hanya dipegang sebentar saja,
biasanya sebelum memegang suatu benda kegiata perakitan dimulai dengan
menjangkau dan menggerakan (move)
baru setelah itu di pegang (grap).
Pada perakitan produk ini elemen grap
juga sering dipakai sesuai kebutuhan dan sesuai elemen Reach.
·
Move
Move atau
menggerakan suatu benda, elemen move
ini digunakan setalah kita menjangkau suatu benda setelah itu menggerakan benda
tersebut kemudian baru memegangnya. Pergerakan suatu benda ini sangat
mempengaruhi kecepatan suatu proses produksi. Karena jika kita lambat dalam
menggerakan benda yang menjadi target maka proses produksi akan membutuhkan
waktu yang lama.
·
Position
Position dapat
diartikan memposisikan benda pada target yang akan ditujuh untuk melakukan
proses perakitan berikutnya. Pada proses perakitan kali ini kita agak terhambat
pada peletakkan posisi beberapa komponen. Dikarenakan kami belum menguasai atau
belum profesional dalam bidang perakitan. Hal ini lah yang menyebabkan proses
perakitan membutuhkan waktu yang lama.
·
Hold
Hold atau
menahan suatu komponen, pada perakitan kali ini elemen hold lebih sering digunakan oleh tangan kiri. Karena elemen ini
sebagai elemen pendukung atau penunjang suatu perakitan.
·
Use
Use atau
memakai adalah elemen gerak Therblig dimana salah satu atau kedua tangan
digunakan untuk memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk
tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung. Pada erakitan yang kami
lakukan elemen Use hanya digunakan
oleh tangan kanan saja. Karena, tangan kanan pada proses perakitan ini berfungsi
sebagai finishing atau penyelesai akhir dari suatu produk. Jadi, hasil produk
tergantung pada kecepatan tangan kanan kita saat mengencangkan baut (pada
perakitan kali ini)
·
Release
Elemen gerak
melepas terjadi saat tangan operator melepas kembali obyek yang dipegang
sebelumnya. Pada proses perakitan stopkontak kali ini elemen melepan (release) hanya digunakan saat proses perakitan
sudah selesai dan saat meletakkan kerangka pertama, serta saat meletakkan
obeng.
Untuk mengatasi ketidak seimbangan tugas
antara tangan kiri dan kanan, maka alternative yang dapat digunakan adalah
pengalihfungsian tugas daari tangan kanan ke tangan kiri. Dalam proses
perakitan stopkontak ini, tangan kanan lebih dominan dan hampir mengerjakan
semua kegiatan.
Alteratif pertama yang dapat dilakukan
adalah, pengambilan skrup yang sebelumnya dilakukan oleh tangan kanan dialih
fungsikan atau dilakukan oleh tangan kiri. Dengan begitu, proses perakitan akan
cepat selesai.
Alternatif kedua, stop kontak diberi
dudukan / tempat peletakan stop kontak. Dudukan stop kontak dapat berbentuk
seperti tatakan kecil yang mengapit badan stop kontak. Fungsinya adalah agar
tangan kiri tidak terus menerus memegang stop kontak saat pengerjaan. Sehingga
proses perakitan lebih cepat selesai dan waktu kerja lebih efisien.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan peta kerja yang
telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
·
Proses perakitan stopkontak terdapat 2 gerakan
yang dilakukan dengan menggunakan tangan kiri dan 6 gerakan dilakukan oleh
tangan kanan .
·
Dalam proses perakitan stopkontak tersebut,
secara umum sudah efektif. Namun, terdapat waktu delay yang tidak seharusnya
terjadi. Waktu delay disebabkan karena beberapa hal. Seperti porsi kerja tangan
kiri dan kanan yang tidak seimbang, kesalahan saat pemasangan dll.
·
Cara mengatasi wakty delay dengan 2 alternatif, yaitu pengalihfungsian tugas tangan
kanan ke tangan kiri, dan penggunaan dudukan atau tatakan untuk badan stop
kontak.
·
Perbaikan metode kerja dilakukan dengan cara
mengeliminasi elemen-elemen gerakan kerja yang tidak produktif, mengurangi
jarak benda kerja, merubah letak peralatan kerja dan merancang layout kerja
yang ergonomic. Supaya waktu yang dibutuhkan lebih singkat dari sebelumnya.
5.2
Saran
Berdasarkan
pengamatan peta kerja yang telah dilakukan, saran yang dapat kami sampaikan
adalah :
·
Memperhatikan setiap proses pembuatan secara
detail agar didapat hasil data yang valid.
·
Pada saat melakukan proses pengolahan dan
pengumpulan data sebaiknya memperbanyak referensi agar pada saat proses
pengolahan data tidak terjadi kesalahan persepsi.
DAFTAR PUSTAKA
.
-
https://ndrayuda.wordpress.com/2011/03/10/prinsip-prinsip-ekonomi-gerakan-motion-economy/ (diakses pada 20 November
2015)
-
https://nurranisiti.files.wordpress.com/2013/01/pktl-touch-down.pdf (diakses pada 20 November
2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar