ELEKTRO PNEUMATIK
Dasar
Teori :
Sumber
daya alam yang sangat berlimpah serta mudah diperoleh adalah udara. Udara yang
ada tersebut dewasa ini banyak digunakan dalam industry sebagai penggerak untuk
mengendalikan peralatan dan komponen yang ada di industri. Penggunaan teknologi
tersebut di atas biasa di sebut dengan pneumatik.
Pneumatik berasal dari kata Yunani: pneuma
= udara. Jadi pneumatik adalah ilmu
yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang berkaitan dengan udara.
Komponen yang digunakan dengan memanfaatkan udara yang sudah dimampatkan (compressed air). Udara yang sudah
dimampatkan tersebut kemudian akan disistribusikan kepada sistem yang ada
sehingga sistem kana bekerja sesuai dengan desainnya. Kebutuhan akan udara yang
dimampatkan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan sebuat Compressor
(pembangkit udara bertekanan).
Elektropneumatik
merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip kerjanya memilih energi
pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan media kontrolnya
mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik. Sinyal elektrik dialirkan ke
kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan sakelar,
sensor ataupun sakelar pembatas (limit
switch) yang berfungsi sebagai
penyambung ataupun pemutus sinyal. Sinyal tersebut akan dikirimkan ke kumparan
dan akan menghasilkan medan elektromagnit serta akan
mengaktifkan/mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada
rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik akan mengaktifkan
atau menggerakkan elemen kerja pneumatik seperti silinder yang akan menjalankan
sistem.
1. Sistem
elektro-pneumatik
a.
Sinyal
listrik
Komponen
dasar dari sinyal listrik yaitu menggunakan listrik DC 24 Volt. Rangkaian
sederhana dari rangkaian listrik adalah terdiri dari tegangan sumber DC, beban
dan sistem pengkawatannya.
b.
Saklar
Saklar
adalah komponen dalam rangkaian yang berfungsi untuk memutuskan atau
menyambungkan arus pada beban. Saklar terdiri dari dua jenis yaitu saklar push
button dan saklar mekanik.
1.
Saklar
mekanik yaitu saklar yang digerakan secara mekanais dalam menentukan posisi ON
atao OFF nya. Posisi tersebut akan tetap selama belum dirubah posisinya secara
mekanik.
2.
Saklar push
button yaitu saklar yang akan bekerja selama saklar tersebut ditekan, dan akan
kembali ke posisi semula bila saklar tersebt sudah tidak ditekan kembali.
Gambar 2. Saklar mekanis dan push
button
c.
Limit switch
Limit
switch mekanik dapat disetting pada suatu posisi atau kondisi tertentu. Pada
saat benda kerja menyentuk limit switch tersebut, makan akan mengeluarkan sinyal
untuk mengendalikan suatu sistem. Limit switch ini biasanya digunakan untuk
memutuskan atau menyambung aliran arus.
Gambar 3. Limit switch.
d.
Relay
Relay
adalah komponen untuk penyambung saluran dan pengontrol sinyal, yang kebutuhan
energinya relatif kecil. Relay ini biasanya difungsikan dengan elektromagnet
yang dihasilkan dari kumparan. Pada awalnya relay ini digunakan pada peralatan
telekomunikasi yang berfungsi sebagai penguat sinyal. Tapi sekarang sudah umum
didapatkan pada perangkat kontrol, baik pada permesinan ataupun yang lainnya.
Gambar 4. Relay
Cara kerja
relay:
Apabila
pada lilitan dialiri arus listrik maka arus listrik tadi akan mengalir melalui
lilitan kawat dan akan timbul medan magnet yang mengakibatkan pelat yang ada di
dekat kumparan akan tertarik ataupun terdorong sehingga saluran dapat
tersambung ataupun terputus. Hal ini tergantung apakah sambungannya NO atau NC.
Bila tidak ada arus listrik maka pelat tadi akan
kembali ke
posisi semula karena ditarik dengan pegas.
Simbol Relay:
Relay
Normally Open
Relay
Normally Closed
Kombinasi NO
& NC
Penunjukkan
angka pada relay mempunyai arti sebagai berikut:
Angka
yang pertama menunjukkan contactor yang keberapa sedangkan angka yang kedua
selalu bernomor ¾ untuk relay NO dan ½ untuk relay yang NC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar